Beda dengan Unggas, Komoditi Sapi Masih Defisit
Memang khusus sapi masih sangat devisit sekali. Berbeda dengan komoditi unggas yang justru mengakami surplus
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Ferri Amiril Mukminin
MAJALAYA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Surachman Suwardi mengatakan, ketersediaan pangan di bidang peternakan khusus sapi hanya 68 persen dari total kebutuhan nasional.
"Sisanya yang 32 persen (dari 100 persen, red) pemerintah hara melakukan impor daging atau bakalan untuk memenuhi kebutuhan nasional," ujarnya saat ditanya Tribun usai menghadiri launching Pasar Hewan Majalaya oleh Pemkab Bandung di Jalan Anyar Majalaya, Rabu (12/4/2017).
Menurut dia, untuk melakukan pemenuhan kebutuhan nasional atas daging sapi, pemerintah melakukan program Inseminasi Buatan (IB) Upaya Khsus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Hal itu guna meningkatkan jumlah populasi sapi dan memperbanyak kebuntingan dengan implikasi banyaknya kelahiran. Pemerintah, lanjut dia, juga menetapkan regulasi, dimana setiap bakalan yang masuk harus disertai dengan indukan. Jumlahnya 5:1. Sedangkan untuk koperasi jumlahnya 10:1.
"Memang khusus sapi masih sangat devisit sekali. Berbeda dengan komoditi unggas yang justru mengakami surplus," ujar Surachman.(raw)