Anak Hilang
Putri Direktur Rabbani Hilang, Ibunda: Nisa Sempat Bilang Ingin Hijrah
Kekhawatiran Lia pun mulai terasa, ketika dirinya mengkhwatirkan Nisa belajar agama yang agak menyimpang
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kisdiantoro
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Seorang anak berusia 18 tahun bernama Nisa Mardhiyah (18) anak dari pasangan Agus Nana Supena (49) dan Lia Rostiani (47), yang beralamat di Komplek Ujungberung Indah, Jalan Segar no 1 Rw 11, Kecamatan Ujungberung hilang sejak Rabu (5/4/2017) pagi menggunakan sepeda dengan ban berukuran besar.
Menurut Lia, awalnya dia berpikir bahwa anaknya keluar rumah hanya ingin melakukan olahraga. Tetapi, ketika tersadar karena terlalu lama dan tidak pulang, maka Lia mulai menyadari ada sesuatu yang ganjal Dia pun langsung mencari-cari keberadaan anaknya tersebut dan mencari sesuatu yang dapat menjadi klu atau informasi.
"Tiba-tiba pada pukul 20.00 Wib (Rabu) aplikasi Line dia aktif dan mengatakan ada di daerah Nagrog, Ujungberung. Kami pun langsung ke lokasi tapi ketika di sana tidak tampak Nisa," kata Lia kepada Tribun saat ditemui di kediamannya, Kamis (6/4/2017).
Baca: Putri Direktur Rabbani Hilang Sejak Kemarin, Bagi yang Menemukan Laporkan ke Nomor Ini
Setelah dirasa sudah 1x24 jam, Lia pun mengaku telah melapor kepada aparat kepolisian, bahwa anaknya hilang menggunakan sepeda dengan ukuran ban yang besar. Bukan hanya itu, Lia juga telah menyebar informasi terkait hilangnya Nisa melalui pesan berantai.
"Wallahu a'lam, usai itu kami pun mendapatkan info terakhir bahwa anak saya ada di daerah timur yaitu di Malangbong, Garut. Dan saya pun gak tahu yang mengabari itu siapa, karena melalui FB," jelas Lia.
Kekhawatiran Lia pun mulai terasa, ketika dirinya mengkhwatirkan Nisa belajar agama yang agak menyimpang (keras) bersama kelompok tertentu. Sebab, kata Lia, Nisa pernah mengatakan ingin hijrah.
"Pada pukul 03.00 Wib (Rabu, 5/4/2017) dia sempat di grup line keluarga menyebut ingin hijrah, lalu katakan bahwa fitnah sudah tersebar di mana-mana, maka jangan lupa membaca Alquran pagi dan sore. Intinya, kalimat-kalimat semacam itu melalui grup line, padahal ayahnya sedang tahajud," ungkapnya. (ff)