Kuliner Bandung

Sedapnya Mi Bakso Tegallega yang Setia pada Pakem dan Rasa

"Dari tahun 68 masih sama cita rasa sampai sekarang. Kalau berubah bahaya. Pakemnya harus tetap dipertahankan," kata Arie M Ilyas

Editor: Dedy Herdiana
Isa Rian Fadilah
Mi Bakso di kedai Mie Tegallega, Kota Bandung. 

Laporan Isa Rian Fadilah

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - MI bakso adalah kuliner yang disukai oleh hampir semua orang di nusantara ini. Penjualnya pun hampir di setiap daerah ada.

Begitu juga di Kota Bandung yang jelas-jelas sebagai rajanya kawasan kuliner di Indonesia.

Satu di antara banyaknya penjual mi bakso di kota Kembang adalah kedai bakso Mie Tegallega.

Lokasinya yang berada di Jalan Kopo No 151, merupakan kawasan strategis karena berada di pusat kota, tak jauh dari Alun-alun Kota Bandung.

Keistimewaannya, meski cenderung tipis, mi ini terasa sangat lembut. Baksonya pun gurih, empuk, dan mudah dipotong.

Mi Bakso di kedai Mie Tegallega, Kota Bandung.
Mi Bakso di kedai Mie Tegallega, Kota Bandung. (Isa Rian Fadilah)

Saat mi, bakso, dan kuah disantap bersamaan, rasanya makin lengkap karena ada sensasi kaldu ayam dan gurihnya bakso sapi.

Tak hanya itu, kenikmatan juga begitu terasa pada cekernya yang putih bersih nan lembut dan potongan pangsit kecil yang menambah sensasi renyah pada mi bakso.

Kedai bakso yang beroperasi sejak 1968 ini memang dikenal jagonya mi bakso bergaya bakmi. Satu porsi bakso berisi mi, tiga butir bakso, satu pangsit berisi ayam, ceker, sayur sosin, dan taburan ayam cincang. Kerupuk pangsit disajikan terpisah.

Menurut pengelola Mie Tegallega generasi kedua, Arie M Ilyas, cita rasa mi bakso di sini tetap dipertahankan sejak dulu. "Dari tahun 68 masih sama cita rasa sampai sekarang. Kalau berubah bahaya. Pakemnya harus tetap dipertahankan," ujar Arie saat ditemui di kedainya, Minggu (12/2/2017).

Secara keseluruhan, penampilan dan cita rasa memang tetap tak berubah. Namun, untuk memenuhi permintaan pelanggan, ia sedikit memberi ayam cincang pada topping mi bakso sebagai pengganti topping lama yakni tongcay.

Kuahnya memang tidak segurih bakso solo yang kaya akan kaldu sapi. Namun, bukan berarti mi bakso di sini tak berselera. Kaldu ayam pada kuahnya dari rebusan ayam memberikan sensasi tersendiri.

"Untuk kuah pakai bawang putih dan bumbu dapur lainnya terus ayam direbus dan ditambah ceker. Dari situ kaldu ayamnya terasa," ucapnya.

Saus yang dipakai pun saus pedas asli dari merek ternama. Menurut Arie, konsistensi rasa menjadi salah satu faktor yang membuat Mie Tegallega mampu eksis puluhan tahun. Selain itu, pengelolaan yang melibatkan keluarga pun memegang peran penting langgengnya usaha tersebut.

Karena itulah, dalam sehari, 200-250 butir bakso diproduksi Mie Tegallega dan sekitar 45 porsi mi bakso habis terjual setiap hari. (ee)

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved