BPJS Kesehatan
Operasi Berbiaya Rp 30 Juta Tak Perlu Bayar, Kuncinya Sabar dan Ikuti Prosedur BPJS
Prosedurnya mudah kok. Kami cuma bawa kartu BPJS Kesehatan, fotokopi KTP.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar Kisdiantoro
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Popon Animaryani (36) tiba-tiba merasakan pusing, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Ia pingsan di tengah-tengah menjalani pekerjaannya di divisi pengecekan mutu (quality control) produk di pabrik garmen Cipta Mutiara Busana, di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat. Teman-temannya pun cekatan membantunya untuk mendapatkan pertolongan agar nyawanya selamat.
Mereka membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung Kota Bandung. Paramedis pun segera memberikan pertolongan dengan melakukan observasi dan memberikan obat-obatan yang dibutuhkan. Ternyata Popon terserang demam berdarah dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan serangan virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
“Saya dirawat empat hari, mestinya delapan hari. Saya minta pulang karena merasa sudah lebih baik,” kata Popon mengisahkan ketika ia mendapatkan perawatan di RSUD Ujungberung karena terjangkit DBD, di ruang tunggu pendaftaran berobat RSUD Ujungberung, Sabtu (17/9).
Perempuan yang tinggal di Babakan Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, itu tampak tenang meskipun ia diminta dokter untuk melakukan kontrol kesehatan beberapa kali pascaperawatan.
“Bersyukur banget di perusahaan, saya didaftarkan ke BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, termasuk suami dan tiga anak saya. Jadi, semua biaya berobat gratis. Enggak bayar sepeser pun,” katanya. Seandainya ia adalah pasien umum, maka biaya berobatnya bisa mencapai Rp 5 juta lebih.
“Prosedurnya mudah kok. Kami cuma bawa kartu BPJS Kesehatan, fotokopi KTP. Lalu melapor ke ptugas BPJS yang ada di rumah sakit, mereka akan membantu menguruskan. Untuk pasien bukan kategori gawat darurat disyaratkan membawa rujukan dari fasilitas kesehatan (Faskes) pertama,” katanya.
Manfaat besar setelah menjadi peserta JKN BPJS Kesehatan juga dirasakan Agus Widodo, warga Jalan Belitung, Kota Bandung. Ayahnya, Odji Sapji (89), mengeluhkan sakit saat buang air kecil. Dalam keadaan darurat, ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Salamun, Kota Bandung, rumah sakit peserta BPJS Kesehatan. Odji didiagnosa mengalami prostat dan harus dioperasi.
Saat itulah Agus mendapatkan manfaat yang besar dari layanan BPJS Kesehatan. Agus tak perlu merogoh saku dalam-dalam untuk biaya operasi ayahnya yang bila dihitung sebagai pasian umum menelan biaya hingga Rp 30 juta.
“Awalnya sempat ragu. Setelah mengurus semua perawatan bapak, saya tahu kalau BPJS Kesehatan ini memang sangat bermanfaat. Pelayanannya baik, dokter dan perawatnya ramah. Ruangan perawatannya juga bagus. Dan semua biayanya gratis. Kuncinya cuma harus sabar antre,” ujar Agus, melalui sambungan telepon, Sabtu (17/9).
Gambaran sabarnya seperti apa? Operasi prostat tak bisa segera dilakukan karena pasien harus melewati tahapan pemeriksaan kesehatan organ tubuh lainnya, seperti cek kesehatan jantung atau ginjal. Selama itu, pasien akan bolak-balik ke rumah sakit dan mengantre di ruang pendaftaran dan klinik pemeriksaan kesehatan. Untuk mendapatkan antrean pagi sampai-sampai Agus harus datang ke RSHS pukul 05.00 WIB.
“Kami dua bulan bolak-balik ke rumah sakit karena harus cek jantung dan ginjal. Setelah itu baru dilakukan tindakan operasi,” katanya.
Sebagai peserta BPJS Kesehatan kelas 1, Agus dan keluarganya diwajibkan membayar iuran Rp 80 ribu per orang. Mempertimbangkan manfaat yang besar, ia akan meneruskan kepesertaan di JKN BPJS Kesehatan.
“Berharap tetap sehat. Menjadi peserta BPJS Kesehatan sekaligus ingin ikut gotong royong, membantu sesama yang membutuhkan perawatan kesehatan,” kata Agus.
Di acara Peringatan HUT ke-48 BPJS Kesehatan tingkat Jawa Barat di Kantor Cabang BPJS Kesehatan Soreang, Jumat (15/7/2016), seperti dikutip di laman tribunjabar.co.id, Kepala BPJS Kesehatan Divre V Jawa Barat, Jenny Wihartini, bersama para mitra, berjanji akan bekerja keras untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dana layanan terbaik. (*)