Sorot
Komunikasi Tak Bagus
Yogi akan mewakili Indonesia di ranah internasional, secara tak langsung juga membawa nama Kabupaten Garut ke Singapura.
Penulis: Dicky Fadiar Djuhud | Editor: Dedy Herdiana
JUDUL di atas mengutip ungkapan Bupati Garut, Rudy Gunawan yang akhirnya berjanji bakal membekali Yogi Ramadhan, mahasiswa berprestasi dari STKIP Garut, Senin (16/11/2015).
Yogi akan mewakili Indonesia di ranah internasional, secara tak langsung juga membawa nama Kabupaten Garut ke Singapura.
Selengkapnya, begini kutipan dari orang nomor satu di Kabupaten Garut tersebut: "Saya sebelumnya tidak tahu. Ini bentuk komunikasi yang tak bagus. Apalagi ini bentuk prestasi yang membawa nama Garut," ujar Rudy di ruangannya dikutip dari tribunjabar.co.id, Senin (16/11/2015).
Tentu, sebagian orang bertanya-tanya, termasuk penulis, meskipun hati kecil menduga-duga yang dimaksud komunikasi tak bagus itu seperti apa.
Terlalu lebar. Menutupi kesalahan, mungkin juga rasa malu sebagai pejabat publik. Bagi penulis, hal ini tidak lantas jadi suatu permakluman.
Rasanya, di era keterbukaan yang kerap serba blak-blakan, sah-sah saja kalau Pak Bupati langsung saja mengatakan apa yang dimaksud komunikasi tidak bagus. Toh, rasa malu atau kesalahan itu sudah berlangsung dan terlewati.
Masalah 'Komunikasi Tak Bagus' ini menjadi bahasan dilatarbelakangi berita di Harian Pagi Tribun Jabar, Senin (16/11/2015).
Yogi berencana mengikuti 5th Spotlight Asean Youth Leader Exchanger and Action Programme yang mewakili Indonesia untuk kali kedua. Pada Agustus 2015, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris ini mengikuti 3rd Advocacy Camp di Filipina. Prestasi itu rupanya belum menjadi jaminan bagi Yogi untuk bisa berangkat mulus ke Singapura.
Bahkan saat akan berangkat ke Filipina, Yogi harus banting tulang mencari modal. Sejumlah proposal ia edarkan ke berbagai perusahaan dan Pemkab Garut.
Apresiasi datang dari pihak swasta yang memberi biaya. Namun Yogi harus gigit jari karena Pemkab Garut hanya memberi uang Rp 100 ribu sebagai bekal ke Filipina.
"Waktu itu saya ngajukan proposal ke stafnya Bupati. Saya nunggu lama tanggapannya. Hasilnya ada uang cair lewat Disdik sebesar Rp 100 ribu. Tapi untungnya sudah ada ongkos buat ke Filipina dari sponsor," kata Yogi.
Bagi penulis, urusan komunikasi tak bagus pun terjadi dalam cakupan yang lebih besar. Adanya politisi yang disebut sebagai anggota DPR yang diduga mencatut nama Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla kepada PT Freeport Indonesia.
Ya, lagi-lagi bagusnya di sini itu seperti apa dan kepada siapa, hanya mereka yang bersangkutanlah yang paham.
Seperti halnya kasus Yogi yang cuma dibekali Rp 100 ribu buat ke luar negeri. Namun, pada akhirnya bupati Garut 'meluruskan' sekaligus meminta maaf atas ketidakbagusan komunikasi itu.
Artinya, ungkapan komunikasi tak bagus ini mengemuka setelah kejadian apa yang membuat komunikasi tak bagus ini terjadi. Artinya lagi, dalam hal catut mencatut nama Presiden dan Wapres, tidaklah jauh berbeda. Mari kita tunggu.