Ojek Pangkalan Vs GoJek

Datangi Balai Kota, Pengojek Pangkalan Tolak GoJek di Bandung

untuk menjadi tukang ojek pangkalan, mereka mesti membayar uang hingga puluhan juta, sedangkan pengendara Go-Jek bisa meraup untung ratusan ribu tiap

Editor: Machmud Mubarok
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengendara ojek pangkalan bernegosiasi dengan petugas polisi untuk masuk bertemu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat menggelar unjuk rasa di depan pintu gerbang Balai Kota, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Senin (26/10/2015). Aksi yang dilakukan ratusan pengendara ojek pangkalan dari berbagai wilayah di Kota Bandung tersebut berkaitan dengan kehadiran ojek online (Gojek) yang kerap menarik penumpang di wilayah mereka. 

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID  - Ratusan tukang ojek pangkalan yang tergabung dalam Persatuan Arda Bandung (PAD) berunjuk rasa di halaman Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (26/10/2015).

Mereka menuntut pemerintah menghapuskan ojek berbasis aplikasi (Go-Jek). Demo penolakan itu merupakan demo terbesar dan pertama yang dilakukan para tukang ojek pangkalan di Bandung.

"Sekarang pendapatan kami menurun. Sehari paling cuma dapat uang Rp 10.000 sejak adanya Go-Jek," kata Suryana (60), salah seorang tukang ojek yang mangkal di sekitar Al Islam Bandung.

Selain menurunkan omzet, Suryana menilai ada rasa tidak adil bagi para tukang ojek pangkalan. Pasalnya, untuk menjadi tukang ojek pangkalan, mereka mesti membayar uang hingga puluhan juta, sedangkan pengendara Go-Jek bisa meraup untung ratusan ribu tiap hari tanpa modal besar.

"Kami beli kartu anggota itu mahal. Bisa Rp 15 juta," ucapnya.

Bejo (40), tukang ojek lain, mengaku aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah yang tak bisa menangani konflik antara ojek pangkalan dan Go-Jek.

"Jadinya, 'semut sama semut saling gigit'," ucapnya.

Dia menuturkan, seharusnya pihak Go-Jek merangkul para tukang ojek sebelum berekspansi di Kota Bandung.

"Seharusnya dirangkul, kebanyakan kan warga yang punya profesi yang masuk, sedangkan eksisting dibiarkan. Katanya akan dirangkul, tetapi buktinya mana," ucapnya.

Sebab itu, dia berharap perusahaan Go-Jek di Bandung ditutup agar tak terjadi perselisihan di lapangan seperti yang terjadi di kawasan Cibiru beberapa waktu lalu.

"Kalau tidak ditutup, ya terus bakal ribut," katanya.

Terkait soal rencana Wali Kota Bandung yang bakal memberi aplikasi mirip Go-Jek kepada ojek pangkalan, Bejo pun menolak.

"Di pangkalan enggak semuanya bisa pakai gadget, apalagi yang umurnya tua," ujarnya. (kompas.com)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved