Proyek PLTA Jatigede Sumedang

Tolak Penggenangan Jatigede, DPKLTS Ngaruwat di Depan Gedung Sate

AKSI seperti ini bukan hanya dilakukan pada hari ini.

Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
TRIBUN JABAR / LAISA KHOERUN NISSA
Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) menggelar ruwatan meminta pembatalan penggenangan Waduk Jatigede di depan Gedung Sate, Kamis (30/7/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Laisa Khoerun Nissa

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID  - Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) menggelar ruwatan di depan Gedung Sate, Kamis (30/7/2015).

Puluhan orang tampak "ngariung" sambil mengelilingi sesajen berupa hasil alam.

Dalam orasinya, DPLTS meminta pemerintah untuk membatalkan penggenangan Waduk Jatigede. DPLTS menilai sejak awal pembangunan Waduk Jatigede akan menimbulkan banyak masalah termasuk terkait situs-situs budaya.

"Maksud ruwatan ini adalah untuk menghilangkan hal-hal yang jelek apapun itu. Mudah-mudahan bisa menyadarkan kalau ini ternyata banyak masalah, lebih memikirkan masyarakat disana," kata Budi Dalton Koordinator Lapangan aksi ini, Kamis (30/7/2015).

Budi mengatakan aksi seperti ini bukan hanya dilakukan pada hari ini. Sebelumnya, kata Budi, aksi serupa juga digelar di berbgai tempat.

"Kebetulan Bandung kan pusat pemerintahan, semoga dari aksi disini isu ini semakin bisa terpublikasi," katanya.

Budi mengatakan salah satu concern yang disorot adalah masih banyaknya situs-situs kebudayaan yang berada di sekitar wilayah penggenangan. Menurutnya, ada beberapa situs keramat yang tidak dapat tergantikan misalnya Situs Cipaku.

"Jadi ibaratnya bayangkan saja kalau misalnya makam orang tua kita ada disitu kemudian akan ditenggelamkan. Kita menyelamatkan artefak yang masih bisa diselamatkan, bukan artefak arkeolog tapi yang dibangun oleh pemerintah seperti misalnya sekolah," katanya.

Menurutnya, saat ini gerakan penolakan penggenangan Jatigede sudah sangat berkembang, khususnya di media sosial. Oleh masyarakat Tatar Sunda, katanya, hilangnya situs keramat ini adalah merupakan tanda-tanda pemicu kehancuran bangsa.

"Kalaupun penolakan ini tak bisa, ya minimal kita save para korbannya," ujarnya. (*)  

//

#TribunHe alth #InfoKesehatanWanitaINI ALASANNYA MENGAPA WANITA MESTI TAHU JENIS-JENIS KEPUTIHAN YANG TIDAK NORMAL.---->http://bit.ly/1N8gDRpJika mengalami keputihan dengan gejala berbeda, sebaiknya waspada.

Posted by Tribun Jabar Online on Wednesday, July 29, 2015
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved