Film
Behind The Scenes Dokumenter Bobotoh: Buligir Day
Teriakan ‘PERSIB JUARA’, suara kendaraan bermotor dan klakson yang turut memeriahkan teriakan itu
Ekspresi haru saat PERSIB dinyatakan juara dalam ISL 2014 terlihat jelas di film dokumenter karya Ricky. Teriakan bahagia, suka cita dan ucapan syukur terus menerus dilakukan bobotoh. Namun ternyata, suasana suka cita yang mampu membuat air mata bobotoh menetes tidak mampu mencairkan air mata Ricky.
“Disana saya enggak sempat nangis, kalau saya nangis gambar itu jadi kacau. Itulah tantangannya jadi kameramen atau videografer. Kita enggak boleh punya perasaan apapun pas ambil gambar. Mungkin hanya berkaca-kaca,” sanggahnya.
Tetesan air mata akhirnya turun juga dari mata sang videographer. Sesampainya di Bandung, saat Ricky sedang memindahkan data dan melihat beberapa ekspresi bobotoh yang bahagia, barulah Ricky menangis.
“Ternyata ini mengharukan,” tambahnya.
Sempat Tak Yakin PERSIB akan Juara
Dalam pembuatan film dokumenter ini, tentu melewati perjuangan yang cukup melelahkan. Ricky, sebagai penulis naskah mengaku membutuhkan tiga hari untuk membuatnya. Setelah itu, butuh waktu satu minggu untuk menyocokkan gambar dengan naskah yang dibuatnya.
“Editingnya aja satu bulan. Itu juga kita ngejar momen, jangan sampai lebih dari satu bulan karena kalau lebih dari itu takut basi,” Ricky menjelaskan.
Memang bukan disengaja untuk membuat film dokumenter ini. Ricky mengaku tak pernah terpikirkan sejak awal bahwa PERSIB akan menjadi juara dalam ISL 2014. Ricky pada saat itu pun mengaku tak yakin tim kebanggaannya akan menjadi juara.
Dalam proses pengeditan, tidak ada kendala berarti. Ricky menambahkan, seorang videographer pembuat film dokumenter tentu mengambil ‘kerja borongan’ yang mengharusnkannya mengambil gambar, menjadi sutradara, membuat naskah dan sebagainya. Namun, meski begitu, tak membuat beberapa rekan Ricky tinggal diam. Pasalnya, ada yang memberi masukan pada Ricky untuk memasukan musik kedalam film yang ia buat. Hanya saja, Ricky tak melakukan masukan yang diberi oleh rekannya.
“Saya terima masukannya, tapi enggak saya lakukan. Saya enggak mau menambahkan musik dari luar selain suara yang ada disana karena ingin atmosfir itu enggak hilang. Saya juga ingin yang menonton bisa merasakan suasana di stadion tersebut,” Ricky menjelaskan.
***
Pria yang sudah menyukai PERSIB sejak ia kecil ini mengaku tidak menyesal karena tidak fokus pada pertandingan melainkan fokus pada pengambilan gambar bobotoh. Menurutnya, stadion bukan untuk menonton pertandingan melainkan untuk memberi dukungan kepada tim kesayangan. Ia menambahkan juga, bahwa ada dua hal yang menarik dalam dunia sepak bola. Pertama adalah pertandingannya itu sendiri dan kedua adalah suporternya.
“Kalau mau nonton sepak bola jangan ke stadion, ya di rumah saja depan televisi. Ada kopi, ada teh manis, jadi fokus ke pertandingan karena kalau di stadion bakalan susah untuk fokus karena dinamika suporternya lebih terasa,” kata pria yang hobi naik gunung ini.
Bagi Ricky, PERSIB bukan sekedar tontonan sepakbola tetapi lebih dari itu, PERSIB bisa dibilang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Buktinya, banyak jadwal yang ia batalkan demi menonton dan mendukung PERSIB. Tak hanya itu, ia pun sudah mulai menularkan hobinya kepada kedua anaknya.
“Mungkin karena saya menyukai PERSIB dari kegiatan yang lain. Bahkan kerjaan saya itu freelance salah satu alasannya supaya bisa nonton PERSIB,” Ricky menerangkan.(tj1)
>>BANDUNG TAMBAH KEREEN... ADA PEDESTRIAN DI PUSAT KOTA.. BISA DILIHAT DI SINI http://bit.ly/1ynsIiNDitargetkan rampung pada 18 April 2015.
Posted by Tribun Jabar Online on Sunday, April 12, 2015