2012, Tahun Tebar Pesona
JELANG tutup tahun 2011, suhu politik di Jawa Barat mulai menghangat. Sejumlah partai politik mulai melakukan penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Mulai kader partai yang kini menjadi pejabat publik hingga artis terkenal, muncul ke pe
JELANG tutup tahun 2011, suhu politik di Jawa Barat mulai menghangat. Sejumlah partai politik mulai melakukan penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Mulai kader partai yang kini menjadi pejabat publik hingga artis terkenal, muncul ke permukaan. Bahkan, sebagian sudah mengambil dan mengembalikan formulir pencalonan dirinya.
Dinamika politik nampaknya juga membingungkan alur cerita yang semula sudah disusun oleh kader yang mengincar kursi gubernur dan wakil gubernur. Setelah masuk ke dalam, ternyata sang ketua partai juga berminat maju. Belum lagi, sejumlah calon yang semula terang-terangan mengatakan tak berminat, juga sering terlihat menggunakan atribut partai. Yang juga menjadikan kepala sang pencari kekuasaan seperti kejatuhan palu adalah, mereka siap melakukan safari ke berbagai daerah. Sementara dia dibatasi dengan jabatannya. Persaingan menuju kursi Jabar satu atau dua menjadi kian ketat. Belum lagi harus bersaing dengan pasangan lain.
Calon incumbent tentu punya kans besar untuk kembali menaiki tahta, jika pada tahun 2013 nanti berhasrat untuk kembali berkuasa. Tapi, dinamika politik bisa merubah segalanya. Sekarang berkuasa, besok bisa saja tidak. Rakyat juga kian cerdas. Pengalaman pemilihan gubernur Jabar periode 2008, bisa menjadi contoh. Waktu itu calon incumbent Dany Setiawan yang berpasangan dengan Iwan Sulanjana, ingin memperpanjang masa jabatannya sebagai gubernur Jabar. Namun, perolehan suaranya kalah dengan suara yang dikumpulkan pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf. Artinya, meskipun punya sejumlah perangkat yang bisa digunakan untuk mempengaruhi prilaku rakyat, semua itu tak serta merta bisa memuluskan jalannya.
Hari-hari sebelum pergantian tahun pun banyak ditemui artikel di media masa, sejumlah tokoh politik yang siap bergandengan maju pada pemilu gubernur Jabar 2013. Spekualsi koalisi pun bermunculan. Banyak tokoh politik yang bicara soal warna. Warna yang paling santer mengemuka adalah, Putih, Merah, Biru, dan Kuning. Kemudian, mereka memadukannya. Dan mucullah istilah koalisi Merah Putih dan sebagainya.
Menuju 2013 tidak akan lama. Setahun waktu yang pendek bagi para politisi. Karena mereka perlu memperkenalkan diri pada rakyat Jawa Barat. Mereka yang semula hanya berputar-putar di Kota Bandung, tentu tak akan dikenal rayat Cirebon. Demikian sebaliknya. Agar rakyat se-Jawa Barat mengenal sosok mereka, maka safari dan berbagai kegiatan di daerah akan dilakukan.
Maka, sepanjang 2012 bisa jadi menjadi tahun tebar pesona bagi para calon-calon gubernur dan wakil gubernur Jabar. Mereka akan bicara banyak soal visi dan misinya mengapa maju menjadi orang nomor pertama di Jabar. Biasanya meraka akan mengatakan, "Saya prihatin melihat banyaknya warga Jawa Barat yang hidup di bawah garis kemiskinan, angka pengangguran tinggi, dan tingkat pendidikan rendah. Sebagai putra Jawa Barat, saya ingin ikut membangun dan menyumbangkan pemikiran untuk Jawa Barat."
Atau, "Sebagian warga Jabar adalah petani, saya ingin mereka bisa sejahtera dan tidak malu menjadi petani. Banyak bangsa lain yang bangga sebagai petani." Atau, "Saya ingin melanjutkan program-program pembangunan yang seharusnya dilakukan secara berkelanjutan. Selama ini pembangunan sudah baik." Itu kalimat-kalimat yang saya cuplik dari pemilukada Jabar 2008 lalu. Dan kalimat-kalimat itu sangat mungkin akan muncul kembali.
Silakan saja mendengar. Tapi, ada baiknya juga menerjemahkan kata-kata mereka dengan apa yang sudah mereka kerjakan. Tidak akan sulit, karena orang-orang yang akan bertarung memperebutkan kursi gubernur bukan orang baru, apalagi anak muda. Sebagian dari mereka, prediksi saya, adalah orang-orang yang pernah menjabat sebagai wali kota atau bupati, gubernur atau wakil gubernur.
Itu agar kita tak salah memilih. Pilih lah pemimpin yang amanah, jujur, bekerja keras, dan cinta kepada rakyatnya. Jika mereka mencintai rakyat, maka jalan tak akan dibiarkan menjadi kolam, rumah tak dibiarkan tergenang banjir, dan anak-anak tak akan dibiarkan tidak sekolah. Waspada! Akan ada banyak tebar pesona di tahun 2012. (*)