Anak Loper Koran di Cimahi Idap Penyakit Misterius, Setahun Lumpuh, Kakinya Seperti Tinggal Tulang

Selama satu tahun terakhir, Rifki tidak bisa beraktifitas akibat penyakit misterius yang hingga saat ini belum terdeteksi

Tribun Jabar/ Hilman kamaludin
Rifki Mulyanudin (11) hanya berbaring lemah di kediamannya di Kampung Bobojong RT 6/15, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Rifki Mulyanudin (11) hanya berbaring lemah di kediamannya di Kampung Bobojong RT 6/15, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Tubuhnya tampak kurus dan kedua kakinya sangat kecil.

Selama satu tahun terakhir, Rifki tidak bisa beraktifitas akibat penyakit misterius yang hingga saat ini belum terdeteksi, padahal orangtuanya sudah membawanya ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

Herna Purnamasari (33), ibu Rifki, mengatakan, anaknya mengalami lumpuh setelah mendapat suntik imunisasi rubella saat kelas 3 SD, kemudian mengeluh sakit ulu hati, demam, batuk, pilek, dan di bagian kulit muncul seperti cacar.

"Anak saya pernah dirujuk ke RSHS Bandung sampai menjalani pemeriksaan MRI. Tapi hasilnya normal jadi penyakitnya apa hingga saat ini saya belum tahu," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (3/7/2019).

Ia sudah melakukan berbagai upaya agar penyakit anaknya bisa diketahui, namun mengacu hasil pemeriksaan dari RSHS, hasilnya pun tetap sama, keluraga pun kebingungan dengan penyakit yang diderita anaknya itu.

Semakin hari, kata dia, tubuh Rifki semakin kurus hingga tulangnya terlihat, bahkan dia juga kerap mengalami luka karena setiap hari harus memakai popok akibat hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

6 Debt Collector di Medan Rampas Mobil di Jalan Tol, Mengaku Petugas Leasing Tapi Tak Ada Identitas

Djanur Tahu Persib Bandung Butuh Kemenangan, Tapi No Mercy, Persebaya Juga Ingin Tiga Angka

VIDEO-Destinasi Baru di Indramayu, Disebut Mirip Air Terjun Indoor di Singapura Gardens By The Bay

"Tapi menurut Dinkes Kota Cimahi penyebabnya bukan dari rubella. Tapi harus terapi akupuntur dan kontrol rutin ke puskesmas dan RSHS Bandung setiap bulan dengan biaya sendiri karena tidak mendapat kuota JKN-KIS dari pemerintah," katanya.

Akibat penyakit yang dideritanya, Rifki terancam tak bisa melanjutkan pendidikan karena sejak pertama kali mengalami sakit, dia juga sudah tidak bisa sekolah.

Ayah Rifki, Dede Hidayat (40) yang bekerja sebagai loper koran mengatakan, selama ini biaya perawatan tambahan anaknya ditanggung sendiri padahal hasil bekerjanya itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sewaktu dirawat pertama menggunakan SKTM, dibantu Rp 7 juta nombok Rp 3 juta untuk bayar perawatan. Setelah itu, saya daftar BPJS Kesehatan secara mandiri karena dari Pemkot Cimahi tidak dapat," ucapnya.

Pembayaran iuran BPJS Kesehatan juga ia harus menanggung 5 orang yaitu Dede, istri, dan 3 orang anaknya, ditambah harus membeli peralatan rutin seperti kateter, salep, perban, dan lainnya untuk kebutuhan Rifki.

"Padahal sudah beberapa kali dari Pemkot mendata ke sini, waktu itu dari Dinsos, saya tanyakan katanya tidak terdata. Akhirnya bayar sendiri daripada menunggu pemerintah tidak ada kejelasan," kata Dede.

Anggota TNI Asli Keluarkan Sangkur, Perwira TNI Gadungan Ini Histeris, Takut Telinga Dipotong

Manajer Tempat Pijat di Tangerang Jual Paket Pijat Plus-plus, Paling Mahal Rp 600 Ribu

Menang di Pengadilan, Buruh Garmen di Purwakarta Bakal Dapat Duit Rp 11,9 Miliar

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved