Viral Erwin Bocah Penjual Baso di Garut, Tempat Sekolahnya Pun Memprihatinkan, Dinding Banyak Jebol
Erwin Utama bocah penjual baso tahu di Garut Viral. MI Al Muttaqin tempat dia sekolah pun meprihatinkan, banyak atap dan dinding jebol.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Isop Sopiah, Kepala MI Al Muttaqin, tempat Erwin Utama (9), murid penjual baso tahu di Kecamatan Cigedug, Garut bukan tidak mau melarang Erwin untuk berjualan.
Apalagi murid kelas 2 MI itu harus memikul beban berat.
Meski mengaku tidak tega, Isop menyebut hal ini juga sebagai pembelajaran bagi murid lainnya.
"Saya tidak pernah melarang Erwin berjualan. Tapi kalau waktunya belajar ya harus belajar. Kalau istirahat baru boleh jualan," kata Isop saat dihubungi, Rabu (8/5/2019).
Tidak hanya itu, kondisi MI tempat belajar Erwin dan kawan-kawannya pun bukan tempat yang sangat nyaman.
Banyak ruangan yang bolong dari mulai dinding dan atap yang sudah jebol.
• Erwin Bocah Penjual Baso di Garut, Viral di Medsos, Ibunya Langsung Pulang, Ini Kisah Lengkapnya
Erwin dan teman-temannya hanya bisa belajar lesehan. Tanpa ada bangku dan meja untuk menulis.
"Kondisi ini sudah kami laporkan ke Kementerian Agaman. Namun sampai saat ini belum ada respon," ucpanya.
Kabid Perlindungan Anak Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), Rahmat Wibawa menyebut tak ada eksploitasi atau kekerasan kepada anak penjual baso tahu.

Di wilayah tersebut, ada empat anak yang sudah terbiasa berjualan baso tahu. Anak-anak itu hanya ingin mendapat uang jajan tambahan karena keluarganya memang tak mampu.
"Terlepas dari ramainya kasus ini, sudah jadi kebiasaan di sini anak-anak berdagang. Tapi memang ada kurang paham soal ketahanan keluarga dari masyarakat," kata Rahmat.
• Bocah Kelas 2 SD di Garut Pikul Gerobak Baso Tahu ke Sekolah, Bandingkan Ukuran Gerobak dan Tubuhnya
Dari keterangan pihak RW dan desa, Rahmat mengatakan jika ada kepentingan dari pihak madrasah yang ingin mendapat bantuan. Foto anak-anak yang berjualan itu lalu diunggah ke media sosial.
"Mereka juga jualan hanya di sekolah. Mungkin ada keinginan dari sekolah agar dapat bantuan karena sarana dan prasarana masih kurang," ucapnya.
Ayahnya Penjual Cireng, Ibunya Pembantu Rumah Tangga