Tol Cisumdawu Belum Bisa Dipakai untuk Mudik Lebaran 2019, Pembebasan Lahan Seksi IV dan VI Dikebut
“BUJT jalan terus, bahkan pengadaan untuk Seksi IV baru 8 persen dan Seksi VI sudah 16 persen,” katanya di Bandung, Senin (25/3).
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) menargetkan pengadaan lahan di dua seksi tuntas seluruhnya tahun ini.
Direktur PT Jasa Sarana, Diah S Wahyusari, mengatakan pihaknya yang termasuk konsorsium CKJT terus mengebut upaya pembebasan lahan terutama untuk Seksi IV Cimalaka-Legok dan seksi VI Ujungjaya-Dawuan.
“BUJT jalan terus, bahkan pengadaan untuk Seksi IV baru 8 persen dan Seksi VI sudah 16 persen,” katanya di Bandung, Senin (25/3).
Menurutnya pengadaan lahan Seksi IV dan VI dipercepat mengingat ditargetkan pada 2019 ini seluruhnya bisa tuntas.
Diah menilai proses pengadaan lahan bisa berlangsung cepat mengingat PT CKJT sudah memiliki dana talangan dari perbankan.
“Pengadaan tanah bisa cepat. Dana talangan untuk pengadaan tanah sekitar Rp 2 triliun, tahun ini saja,” katanya.
Pihak konsorsium melompati proses pembebasan lahan dan konstruksi di Seksi V Legok-Ujungjaya sepanjang 14,9 kilometer mengingat Seksi VI dibutuhkan untuk percepatan akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
“Pengadaan Seksi V sambil jalan. Kita kerjakan mungkin Seksi VI dulu karena lebih mudah dan akses ke Kertajati,” tuturnya.
Saat ini CKJT sendiri tengah memproses pembangunan fisik di Seksi III Sumedang-Cimalaka sepanjang 4 kilometer yang lahannya sudah hampir 100 persen bebas.
Diah mencatat proses konstruksi di ruas tersebut sudah mencapai 60 persen lebih.
“Posisi fisik sekarang lagi persiapan pengerjaan tanah, persiapan pelapisan, lebih banyak pekerjaan tanahnya,” katanya.
Dengan kondisi tersebut pihaknya menilai Seksi III bisa saja dipergunakan sebagai jalur darurat untuk arus mudik mendatang.
Meski belum dibeton, secara fungsional ruas ini bisa digunakan.
“Kalau untuk mudik berat, karena Seksi I baru 14 persen. Seksi II bisa, Seksi III bisa dikejar, tapi belum operasional artinya cuma jalur darurat begitu saja,” ujarnya. (Sam)