Akui Fajar Saefudin Derita Gizi Buruk, Ini Penjelasan Gamblang Dinkes Cianjur Soal Sang Bocah
Bocah Fajar Saefudin merupakan warga Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy, mengatakan, pasien bernama Fajar pernah berobat sebulan lalu karena keluhan demam dan panas.
Diberitakan sebelumnya, Fajar Saefudin adalah bocah 10 tahun yang tubuhnya kering kerontang tinggal kulit pembalut tulang.
Bocah Fajar Saefudin merupakan warga Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.
"Riwayat penyakit pasien pernah berobat pada 11 Maret 2019 dengan keluhan batuk dan sesak yang disertai demam," ujar Irvan melalui sambungan telepon, Jumat (22/3/2019).
Irvan mengatakan, pasien diperiksa oleh dokter di puskesmas dengan diagnosa asma bonchiale+ suspext tb paru.
"Dari medis menyarankan cek dahak, konsul klinter (gizi) dan pengobatan tapi pasien pulang tidak ke klinik terdekat," kata Irvan.
• Fajar Saefudin, Tubuh Tinggal Kulit dan Tulang, Dua Adik Meninggal Dunia, Tak Punya Uang Sepeser Pun
• Keluarga Fajar yang Tubuhnya Kurus Hanya Dapat Beras Raskin 1 Liter Per Bulan, Itupun Harus Bayar
Menurutnya, pada Rabu (20/3/2019) pihak Dinas Kesehatan mendapat informasi dari ketua RW bahwa kondisi Fajar memburuk.
"Kemudian kami (dari) tim puskesmas melakukan kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan kepada pasien," kata Irvan.
Lalu, Fajar Saefudin dianjurkan untuk dirujuk ke RSUD untuk penanganan lebih lanjut namun keluarga pasien tidak memiliki jaminan kesehayan dan tidak memiliki kartu keluarga.
"Kemudian kami melakukan koordinasi dan konsultasi dengan kepala seksi membuat rujukan dari Dinkes untuk solusi jaminan kesehatan," ujar Irvan.
Lalu atas arahan kepala seksi langsung membuat surat keterangan tak mampu karena kasus gizi buruk bisa langsung ditangani.
"Kemudian kami koordinasi dengan ketua RW, untuk segera membuat SKTM dan kartu keluarga sementara, kemarin disarankan utk segera langsung ke RS tapi karena keluarga belum memiliki persyaratan SKTM sehingga baru kemarin dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.