Habib Luthfi Ajak Masyarakat Tasikmalaya Jaga Persatuan di Tengah Suasana Pemilu 2019
Polres Tasikmalaya menggelar Tabligh Akbar yang akan diisi oleh Habib Luthfi bin Yahya di Islamic Centre, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (5/3/2019)
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA- Polres Tasikmalaya menggelar Tabligh Akbar yang akan diisi oleh Habib Luthfi bin Yahya di Islamic Centre, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (5/3/2019) malam.
Kegiatan yang terbuka untuk umum ini dalam agenda dimulai pukul 18.30 waktu setempat.
Selepas magrib ribuan masyarakat dari berbagai pesantren nampak mulai berbondong-bondong mendatangi lokasi.
Kehadiran Habib Luthfi bin Yahya disambut antusiasme warga yang melantunkan yalal waton (lagu Cinta Tanah Air).
Kegiatan digelar dalam rangka mendoakan rangkaian Pemilu 2019 agar senantiasa aman, sejuk, dan damai.
• Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Akan Ikut Tertibkan Alat Peraga Kampanye
• Setelah Umrah, Luna Maya Tampil Berhijab, Didoakan Agar Dapat Jodoh yang Baik

Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, Kapolres Tasikmalaya AKBP Dony Eka Putra, dan sejumlah tokoh lain hadir dalam Tabligh Akbar itu.
Syekh berusia 71 tahun yang menjabat sebagai ketua umum MUI Jawa Tengah ini di awal ceramahnya menyampaikan lagu kebangsaan jangan sekadar seremonial.
"Kalau diresapi dan dipelajari secara mendalam harus menamkan harus disertai ikrar dalam setiap pribadi. Mesti tertanam merasa memiliki saat melafalkan setiap bait lagu kebangsaan," kata syekh kelahiran Pekalongan tersebut di depan ribuan jemaat yang hadir.
Menurutnya, kalau setiap individu sudah terbentengi kebangsaan, Pilpres tidak akan memecahkan masyarakat.
"Mau di manapun kita berada tidak akan luntur jika sudah terikrarkan, sekalipun berada di luar negeri. Maka perlu membangun jiwa seperti dalam bait lagu Indonesia Raya harus diterapkan dalam setiap individu," lanjutnya.
Dia mengingatkan dalam mendapatkan kedudukan dengan menjatuhkan yang lain bukan karakter bangsa Indonesia dan bukan pribadi muslim.
"Adat ketimuran harus tetap dijaga. Bangsa ini dibangun bukan untuk mencaci maki-maki satu sama lain, saling menjatuhkan. Bangsa ini dibangun untuk terdidik mestinya malu bagi para penbangun bangsa. Jangan berikan kesempatan bangsa ini dipecah oleh oknum yang menginginkan perpecahan," tuturnya.
Kata dia, pilihan boleh berbeda, jangan sampai melunturkan keindonesiaan, kebangsaan, dan persatuan.
Habib Muhammad Lutfhi juga mengajak masyarakat Tasikmalaya memfilter telinga, mulut, mata dari kabar hoaks yang memecah belah dengan berdzikir dan bersalawat.
"Generasi penerus harus dibekali pentingnya menyambung tali silaturahmi persaudaraan, jangan selalu perpecahan untuk nantinya bisa menjawab tantangan umat dan dunia," katanya.