Pelajar di Garut yang Bolos Sekolah di Jam Pelajaran Dirazia Petugas Satpol PP
Para pelajar yang bolos sekolah di jam pelajaran dirazia petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Garut.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Para pelajar yang bolos sekolah di jam pelajaran dirazia petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Garut. Petugas mengamankan tiga pelajar yang berada di dalam warung internet (warnet).
Komandan regu (Danru) Satpol PP Garut, Apip Sugiwa, mengatakan razia dilakukan ke sejumlah warnet dan tempat-tempat yang disinyalir dijadikan pelajar berkeluyuruan di jam belajar.
Dari razia tersebut tiga orang pelajar, yakni dua siswa SMK swasta dan satu siswa SMP ditemukan sedang bermain game online di kawasan Tarogong Kidul.
"Kegiatan ini merupakan agenda rutin dalam rangka operasi cipta kondisi. Terutama pengawasan pada siswa yang berada di luar sekolah saat jam belajar berlangsung," ucap Apip di Kompleks Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Selasa (26/2).
Setelah pelajar yang bolos di data, Satpol PP mengantarkan para pelajar ke rumahnya masing-masing. Ia menyebut, terdapat anak sekolah yang kembali didapati bermain, padahal sebelumnya sudah terkena razia.
"Apip mengatakan, jika anak sekolah itu sudah beberapa kali dirazia maka akan dilaporkan ke pihak sekolah disamping pemberitahuan ke orang tuanya," katanya.
Kegiatan tersebut akan rutin dilakukan, agar anak-anak sekolah tidak lagi bermain saat jam belajar.
Selain merazia pelajar, pihaknya juga mengamankan sejumlah anak jalanan yang mengganggu ketertiban di tempat umum. Anak jalanan tersebut akan dipulangkan ke daerah asalnya.
Salah seorang pengelola warnet, Endang mengaku sudah sering melakukan penolakan terhadap anak sekolah yang akan bermain game online di saat jam belajar. Apalagi memakai seragam sekolah.
"Kami juga sudah memasang pengumuman larangan di kaca masuk ke warnet. Tapi banyak yang beralasan sudah pulang sekolah," ucap Endang.
Meski ada larangan, para pelajar sering mengabaikannya. Dengan adanya razia, diharapkan bisa memberi efek jera bagi anak-anak berseragam yang bermain saat jam sekolah. (firman wijaksana)