Curah Hujan Masih Tinggi, Longsoran Kecil dari Proyek Pembangunan Perumahan Cireundeu Kerap Terjadi

Hal itu dikarenakan pembangunan perumahan tersebut berada di RW 10 atau tepatnya berada diatas pemukiman warga Kampung Cibogo RW 17 dan lokasi pembang

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi di lahan pembangunan Kompleks Perumahan Griya Asri Cireundeu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Adanya pembangunan Griya Asri Cireundeu masih menyisakan kekhawatiran warga RW 17, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Warga khawatir turunnya hujan besar, akan menyebabkan longsoran kecil.

Hal itu dikarenakan pembangunan perumahan tersebut berada di RW 10 atau tepatnya berada diatas pemukiman warga Kampung Cibogo RW 17 dan lokasi pembanguan perumahan merupakan pembatas antara kedua RW tersebut.

Ketua RT 17 Kelurahan Leuwigajah, Asep Hermawan, mengatakan bahwa khusus di RW 17 sendiri ada sekitar 500 KK yang paling dekat berada di bawah dan berbatasan dengan proyek pembangunan tersebut.

"Wilayah yang paling dekat itu yakni RT 01, 02, dan 04. Ketakutan warga akibat dari dampak pembangunan itu adalah longsor. Bahkan, sekarang ini mulai ada longsoran batu kecil apabila hujan besar tiba," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (12/2/2019).

Sidang Kasus Haringga Sirla Berlanjut, Seorang Terdakwa Protes Sebelum Sidang Berakhir

Persija Jakarta Gagal ke Liga Champions Asia, Kalah 1-3 dari Gol Newcastle Jets di Kualifikasi

Gaes, Lihat Nih Serunya Freestyle Motor di Mapolres Cimahi [VIDEO]

Selain itu, kata dia, serapan air juga dipastikan berkurang karena lahan yang tadinya Ruang Terbuka Hijau (RTH) kini beralih fungsi menjadi perumahan, sehingga pekerjaan fisik itu bisa menyebabkan longsor.

"Itu pun sudah ada longsoran longsoran batu dan nantinya aliran permukaan erosi, tanah yang terkikis juga bisa terbawa aliran air," kata Asep.

Pihaknya bersama warga yang lainnya juga mempertanyakan pihak pengembang yang dianggap tidak pernah melibatkan warga RW 17 dalam sosialisasi pembangunan perumahan tersebut secara formal.

Sejak pembangunan perumahan Griya Asri Cireundeu pada awal tahun 2018, kata Asep, pihaknya belum pernah sekalipun menerima undangan sosialisasi dari pihak pengembang.

"Proyek itu sangat berdekatan dengan rumah-rumah warga di RW 17. Rumah warga tepat berada di bawah proyek perumahan itu," ujarnya.

Asep mengatakan, pihaknya pernah mengecek langsung ke lokasi pembangunan dan sudah ada beberapa alat berat yang digunakan untuk pematangan tanah.

"Kemudian, saya mencoba menanyakan kepada pihak pengembang, tapi saat itu tak ada di lokasi. Warga RW 17 banyak yang merasa keberatan. Dari awal tidak dilibatkan dalam sosialisasi rencana pembangunan perumahan," katanya.

Sebetulnya, kata Asep, warga RW 17 tidak keberatan dan tidak bisa melarang dengan adanya pembangunan tersebut, namun warga hanya meminta agar Pemkot Cimahi, DPRD Kota Cimahi, serta pengembang memperhatikan dampak yang akan terjadi.

Kepala Bidang Tata Lingkukgan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Diah Ajuni Lukitosari, mengatakan, tim konsultan dari pihak pengembang mengaku sudah mengantisipasi dampak negatif lingkungan untuk menghindari terjadinya gerakan tanah ataupun longsor dari lahan pembangunan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved