Dari Empat Vihara Tertua di Jawa Barat, Satu di Antaranya Ada di Bandung, Nih Viharanya
Suasana pecinan sangat terasa, ketika melewati jalan Cibadak dan Jalan Kelenteng, Kota Bandung.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Suasana pecinan sangat terasa, ketika melewati jalan Cibadak dan Jalan Kelenteng, Kota Bandung.
Di sini pengaruh budaya Tionghoa masih tersisa dan sejumlah bangunan bersejarah tetap bertahan hingga sekarang.
Salah satu bangunan tua tersebut bernama Vihara Satya Budhi.
Menurut peneliti di Pusat Budaya Tionghoa, Sugiri Kustedja (71), bangunan Vihara Satya Budhi sudah ada sejak zaman Belanda.
"Berdirinya 1885, waktu zaman Belanda," ujar Sugiri saat ditemui Tribun Jabar di lokasi, Selasa (5/2/2019).
Vihara Satya Budhi tepat berada ditengah bangunan vihara lain bernama Vihara Samudra Bhakti dan Vihara Buddhagaya.
Vihara Satya Budhi menjadi cagar budaya tergolong kelas A.
Menurut Sugiri bangunan yang sudah berumur 134 tahun ini, dari segi bangunannya tidak ada yang berubah.
"Dari tahun 1885 hingga sekarang, bentuk bangunan sama, ini termasuk salah satu yang masih orsinil dari segi arsitekturnya, bangunannya ada denah khususnya masih bagus dan ngga banyak dirubah tapi ada sedikit berubah," ujarnya
Di Jawa barat tinggal empat bangunan vihara tua, satunya ada di Bandung.
• Bentuk Dukungan ke Ahmad Dhani, Gerindra Ingin Gelar Konser Dewa 19 di Berbagai Kota, Termasuk Solo
"Dua di Cirebon, satu di Bogor, satu di Bandung," ujarnya.
Menurut Sugiri pada tahun 1967, ketika gerakan politik pemerintah untuk menghindari budaya tionghoa ditempat umum.
Hari Raya Imlek 2019, Lihat Peruntungan Shio Babi di Tahun Babi Tanah, Waspada Terhadap Penyakit Ini https://t.co/78PTUi4fMh via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 5, 2019
Jadi penggunaan kata kelenteng diubah menjadi vihara.
Sekarang Vihara Satya Budhi menjadi tempat ibadat tiga agama, yaitu Tao, Konghucu, dan Buddha.