Kabar Duka dari Cisolok, Kita Memang Harus Akrab dengan Bencana
#Prayforcisolok. Itu menjadi tagar bagi warga Cisolok dan sekitarnya di awal tahun 2019 ini.
Penulis: taufik ismail | Editor: taufik ismail
KAMPUNG Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12/2018) sore.
Di saat sebagian besar warga di daerah lain tengah mempersiapkan pergantian tahun, warga Kampung Garehong berduka.
Sekitar pukul 17.00, bukit yang ada di dekat Kampung Garehong longsor. Longsoran tanah dan material lain mengubur puluhan rumah yang dihuni 34 kepala keluarga.
Hingga Selasa (1/1/2019) sore, 16 korban sudah ditemukan tim gabungan yang mencari korban. Mereka dalam kondisi meninggal dunia, satu di antaranya seorang bayi berusia tiga bulan.
Di tayangan televisi terlihat area yang mengalami longsor cukup luas. Bukit yang longsor juga cukup tinggi.
Panjang longsoran tanah sekitar 200 meter, dengan panjang 100 meter dan ketebalan tanah yang menimbun kampung sekitar empat meter.
Pemandangan kontras terlihat ketika kamera menyorot bukit yang longsor sementara di sekitarnya ada pepohonan yang hijau.

Warga kampung di sekitar Cimapag pun berduka. Mereka menangis melihat kerabat dan keluarga yang menjadi korban dievakuasi meninggal dunia.
Duka Indonesia pun berlanjut. Sekitar sepekan sebelumnya bencana terjadi di Serang, Pandeglang, dan Lampung. Tsunami menyapu beberapa daerah di tiga kabupaten tersebut.
Ratusan orang menjadi korban jiwa. Mereka saat itu rata-rata tengah berada di tempat wisata seperti Pantai Carita, Tanjung Lesung, dan Anyer.
Beberapa hari sebelum longsor di Cisolok, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah di Instagram tentang potensi pergerakan tanah.
"WARGA JABAR apakah anda tinggal bermukim dan berkegiatan di zona ungu? Di musim hujan ini potensi pergerakan tanah menjadi lebih tinggi. Mohon selalu waspada saat hujan turun dan laporkan jika ada lokasi-lokasi yang terlihat mulai retak atau longsor. Warna ungu artinya potensi pergerakan tanah sangat tinggi. Kontak @bpbd_jabar untuk tindaklanjutnya. Hatur Nuhun," tulis Kang Emil.
Ia menyertakan peta Jawa Barat yang ternyata mayoritas berwarna ungu, terutama di daerah selatan. Dari mulai Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, hingga Pangandaran banyak yang berwarna ungu.
Di kawasan tengah Jawa Barat, seperti Sumedang, Majalengka, Subang, dan Kuningan pun ada yang berwarna ungu.

Edukasi mengenai potensi bencana terhadap masyarakat memang perlu, terlebih kita memang tinggal di daerah yang rawan terjadi bencana, entah itu banjir, angin puting beliung, longsor, dan gempa bumi.