Bupati Cianjur Ditangkap KPK
Bupati Irvan Rivano Muchtar Ditangkap KPK, Pangkas Dana Pendidikan, Uang Dikumpulkan dari Kepsek SMP
Irvan dan beberapa pihak lainnya diduga meminta, menerima, atau memangkas nominal pembayaran DAK Pendidikan Kabupaten Cianjur tahun 2018
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menunjuk Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjadi penjabat bupati Cianjur setelah Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Herman mengatakan, surat penunjukan itu telah ia terima.
"Hari ini saya menerima surat dari Mendagri bahwa kendali sementara pemerintah Kabupaten Cianjur diberikan kepada Wakil Bupati," ujar Herman di Hotel Ayola, Cianjur, Kamis (13/12).
Herman mengatakan, dengan pelimpahan wewenang ini, roda pemerintahan tetap berjalan seperti biasa.
"Kami pastikan tidak ada dampak serius untuk roda pemerintahan," ujarnya.
Irvan Rivano Muchtar terjaring dalam OTT KPK, Rabu (12/12) pagi.
Irvan dan beberapa pihak lainnya diduga meminta, menerima, atau memangkas nominal pembayaran DAK Pendidikan Kabupaten Cianjur tahun 2018 sebesar 14,5 persen dari total anggaran sekitar Rp 46,8 miliar.
Uang tersebut dikumpulkan dari sejumlah kepala SMP di Kabupaten Cianjur.
• Dinyatakan sebagai Tersangka, Kakak Ipar Bupati Cianjur Serahkan Diri ke KPK
• Mendagri Tjahjo Kumolo Tunjuk Herman Suherman, Pasca-OTT KPK Bupati Cianjur [VIDEO TEASER]
Selain Irvan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Cecep Sobandi; Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Rosidin; dan Tubagus Cepy Sethiady (kakak ipar Irvan) juga ikut menjadi tersangka.
Dalam OTT ini, KPK juga mengamankan uang Rp 1.556.700.000 dalam pecahan uang Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 20 ribu, sebagai barang bukti.
Herman mengaku sangat prihatin atas ditetapkannya Bupati Cianjur sebagai tersangka. Ia mengatakan, kejadian OTT tersebut di luar kendali. Herman pun meyakini bahwa Irvan adalah sosok yang lurus.
"Semoga semua ini bisa cepat selesai dengan hasil yang terbaik," katanya.
Keprihatinan juga diungkapkan Sekretaris Daerah Jabar, Iwa Karniwa. Dulu, kata Iwa, mereka berharap tertangkapnya Bupati Cirebon Sunjaya menjadi kasus terakhir. "Tapi, ternyata terjadi di Kabupaten Cianjur," ujarnya di Bandung, kemarin.
Hal senada dikatakan Ketua DPRD Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari. Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir, sudah sejumlah kepala daerah di Jabar yang terjaring OTT, mulai dari Wali Kota Cimahi Atty Tochija, Bupati Subang Imas Aryumningsih, Bupati Bandung Barat Abubakar, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, hingga Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra.
"Kami sangat prihatin atas hal itu," kata Ineu di Gedung DPRD Jabar di Kota Bandung, kemarin.