Tak Kenal Musim, Warga di Wilayah Kaki Gunung Manglayang Ini Selalu Kesulitan Pasokan Air Bersih
Warga Kampung Garung, Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, selama puluhan tahun kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga Kampung Garung, Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, selama puluhan tahun kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Di kampung yang berada di Kaki Gunung Manglayang, tepatnya di RT 1/5 Kampung Garung, Desa Cilengkrang, setidaknya 50 kepala keluarga (KK) di kampung tersebut harus memanfaatkan fasilitas cuci kakus (MCK) umum untuk kebutuhan sehari-hari.
Fasilitas MCK umum yang dibangun oleh pemerintah pada 2009 ini, di dalamnya terdapat bak besar air berukuran 2x2 meter, yang di dalamnya terdapat air dari sumber mata air Gunung Manglayang.
Link Pengumuman Hasil SKD CPNS Kemenag, Bisa Diakses Lewat Telegram, Begini Caranya https://t.co/5Kw7FkyFTA via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 11, 2018
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di Kampung Garung, Selasa (11/12/2018), sejumlah warga terlihat tengah menimba air dari bak tersebut lalu dimasukan kedalam ember berbagai ukuran.
Kemudian, ember-ember yang telah terisi tersebut, kemudian dibawa oleh warga ke rumah masing-masing, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Seorang warga, Fitri (22), mengatakan, aktivitas tersebut dilakukan setiap hari oleh warga, karena hampir seluruh warga di Kampung Garung tidak memiliki sumber air pribadi atau sumur.
• Foto-foto Lucunya Anak Daus Mini, Ivander Haykal yang Selalu Terlihat Akrab dengan Ayah Sambungnya
"Setiap hari ngambil di sini, airnya untuk kebutuhan masak dan minum. Biasanya dilakukan pagi sama sore hari," kata Fitri di Kampung Garung, Desa Cilengkrang, Selasa (11/12/2018).
Tak hanya itu, pada bangunan MCK umum tersebut pun terdapat dua ruangan kecil yang di dalamnya terdapat fasilitas untuk buang air besar (BAB) dan mandi.
Selain kesulitan mendapatkan pasokan air bersih, sebagian besar warga di kampung tersebut pun tidak memiliki kamar mandi pribadi, sehingga harus bergantian mempergunakan MCK umum tersebut.
Warga lainnya, Rohiman (28), mengatakan, kesulitan mendapatkan pasokan air bersih terjadi setiap tahunnya, tanpa mengenal musim kemarau atau pun musim hujan.
"Musim hujan aja susah, warga tidak bisa mengambil air banyak-banyak, karena berbagi sama yang lain. Kalau musim kemarau antre sampai 50 meter terutama waktu pagi," katanya.
• Bek Timnas Malaysia Aidil Zafuan Merapat ke Persib Bandung? Ini Kata Mario Gomez