PKL Cipanas Berhadapan dengan Petugas Gabungan, Situasi Kondusif, Masih Dilakukan Upaya Persuasif
Ia mengatakan, saat ini kegiatannya siafatnya hanya sosialisasi, agar para pedagang membongkar dengan cara kesadarannya masing-masing.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Pagi ini, pedagang kaki lima depan Raja Factory Outlet, Cipanas, bertahan dan berhadap-hadapan dengan petugas gabungan dari Satpol PP, Polri, dan TNI yang akan menertibkan bangunan pedagang kaki lima tersebut.
Petugas gabungan sebelumnya telah melakukan apel kesiapan di dekat lokasi.
Kabag ops Polres Cianjur Kompol Warsito mengatakan, sesuai dengan arahan dari wakil bupati Cianjur untuk mengkoordinir pengamanan kegiatan satpol PP Kabupaten Cianjur dalam penertiban.
"Sebelumnya Pemda Cianjur sudah melakukan rapat pembahasan para PKL di Jalur Raya Cipanas," katanya.
Ia mengatakan, saat ini kegiatannya siafatnya hanya sosialisasi, agar para pedagang membongkar dengan cara kesadarannya masing-masing.
Ia berharap kegiatan hari ini jangan sampai ada dampak bahwa Cianjur itu tidak aman.
"Dalam kegiatan ini tidak ada yang menggunakan kekerasan fisik, dan kekerasan bahasa, dipastikan jangan sampai ada permasalahan yang muncul di lapangan," katanya.
Kapolres Cianjur AKBP Soliyah, mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dan juga berurusan dengan kesejahteraan. Maka dari itu diharapkan jangan sampai ada permasalahan di lapangan, namun harus secara pendekatan dan persuasif kepada para PKL tersebut.
"Saya harapkan jangan sampai ada gesekan antara petugas dengan para PKL, bagaimana caranya mereka (PKL) itu bisa membongkar dengan sendirinya," katanya.
Ia mengatakan, intinya ingin mensosialisasikan tentang pembongkaran bagi pedagang yang masih berjuang.
Saat ini pihaknya fokus ke PKL yang ada di depan Raja FO dan tidak boleh menyebar ke wilayah lain.
Seorang pedagang, Dewi Susanti (28) mengatakan, ia audah berjualan 28 tahun. Menurutnya ia merasa sedih karena mata pencaharian akan hilang.
"Mau dibongkar katanya tapi yang dibongkar tanpa direlokasi, ingin direlokasi di tempat strategis bukan di pasar, kalau di sini tetap ga bisa," katanya.
Ia mengatakan, di belakang PKL saat ini ada lahan kosong jadi bisa berjualan agak mundur. "Sekuat kami akan bertahan di sini ada 30 pedagang yang menggantungkan hidup dari berdagang," katanya.