24 Tahun Jadi Guru Honorer, Gaji Rp 300 Ribu per Bulan, Winoto Kecewa Tak Bisa Ikut CPNS 2018
Ia merasa kecewa karena sejak tahun 2013 pemerintah menjanjikan honorer K2 akan diangkat menjadi PNS.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Raut sedih tampak terlihat di wajah Winoto (48), pegawai honorer kategori dua (k2).
Menggendong tas lusuh, dia datang bersama puluhan honorer k2 lainnya ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon, Rabu (19/9/2018).
Memakai kemeja dan celana hitam, ia menyampaikan keluhannya kepada Pemkab Cirebon. Ia sangat berharap dapat diangkat menjadi PNS tahun ini.
Setelah 24 tahun mengabdikan diri menjadi seorang guru honorer, ia merasa sudah layak untuk menjadi PNS.
Saat semua orang selesai menyampaikan keluhanannya, ia mengangkat tangan dan berdiri.
"Kalau bukan saat ini kapan lagi, sekarang atau tidak sama sekali," kata dia dengan suara lantang saat audiensi.
• Prediksi Real Madrid Vs AS Roma di Liga Champions, Los Blancos Pertama Kali Tanpa Cristiano Ronaldo
• Ardi Idrus Janjikan Penampilan Terbaik Lawan Persija Jakarta: Tahun Ini Persib Bandung Harus Juara
Ia juga menyampaikan bahwa semua honorer k2 yang menyampaikan aspirasi secara tertib.
"Kami tidak akan anarkis, kami ini pemberi suri teladan untuk peserta didik kami," katanya.
Selesai audiensi dan tidak mendapatkan kepastian, ia melangkah keluar dari ruangan dengan wajah yang begitu sedih.
Sambil berjalan, sesekali ia membenarkan kaca mata dan mengelap mukanya.
Winoto (48), udah mengabdikan diri selama 24 tahun menjadi seorang guru kesenian di SMPN Karangwareng.
Seminggu tiga kali, ia bolak-balik mengendarai sepeda motor untuk mengajar. Penghasilannya hanya Rp 300 ribu per bulan dan harus cukup untuk istri beserta kedua anaknya yang sudah sekolah.
Analisis Kemenangan Persib Bandung 1-0 atas Borneo FC, Jonathan Bauman Jadi Dirijen Pertandingan https://t.co/oq1utnySQo via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 19, 2018
"Kami para guru honorer sebenarnya tidak menolak kalau mendapat jam mengajar banyak tapi keterbatasan kelas juga menjadikan kami hanya mengajar beberapa jam," kata dia kepada Tribun Jabar.