Gamelan Pemanggil Hujan di Keraton Kacirebonan Tidak Digunakan Lagi, Ini Alasannya
Selama musim kemarau, Gamelan Denggung di Keraton Kacirebonan belum digunakan. Padahal, gamelan peninggalan abad ke-16 itu dipercaya bisa memanggil h
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Selama musim kemarau, Gamelan Denggung di Keraton Kacirebonan belum digunakan.
Padahal, gamelan peninggalan abad ke-16 itu dipercaya bisa memanggil hujan.
Menurut Pemandu Keraton Kacirebonan, Raden Satriono, Gamelan Denggung memang sudah tidak digunakan lagi.
"Waktu saya kecil sering lihat Gamelan Dunggung dibunyikan oleh abdi dalem," ujar Raden Satriono, saat ditemui di Keraton Kacirebonan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jumat (7/9/2018).
• Ini Rekomendasi PVMBG Soal Lubang yang Tiba-tiba Muncul di Kadudampit Sukabumi
• Sebanyak 58 Kios Terbakar, Aktivitas Pasar Guntur Garut Masih Normal
Perkembangan zaman menjadi alasan Gamelan Denggung tidak lagi digunakan.
Yakni, pemasangan pipa PDAM yang membuat air tetap mengalir meski musim kemarau.
Namun, Satriono mengakui Gamelan Denggung masih digunakan untuk acara adat di Keraton Kacirebonan.
"Tapi, itu replikanya, kalau yang asli disimpan di museum ini saja," kata Raden Satriono.
Ia memastikan kondisi gamelan warisan dari Kerajaan Padjajaran itu masih terawat hingga kini.
Bentuk Gamelan Denggung juga tampak tidak jauh berbeda dengan gamelan pada umumnya.
Gamelan Denggung terdiri dari 10 buah gamelan yang ukurannya berbeda-beda.
Ada lima buah yang berukuran cukup besar dan lima lainnya berukuran kecil.
Kain putih terlihat membungkus masing-masing gamelan tersebut.
Beberapa gamelan yang cukup besar tampak digantung pada tempat khusus.
Sementara gamelan yang lebih kecil terlihat diletakkan di bagian bawahnya.
• Lubang Misterius di Kadudampit Sukabumi, PVMBG: Fenomena Gerakan Tanah
• Ini 5 Fakta Pemadam Listrik di Jawa Barat, dari Kerusakan PLTU Sampai PLN Minta Maaf