HUT Kemerdekaan RI

HUT Kemerdekaan RI, Dedi Mulyadi Minta Parpol Tak Saling Hujat dan Buka Aib

Menurutnya, pada momen kebebasan ini masyarakat pun harus bebas dari polemik apapun yang terjadi di negara ini.

Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
istimewa
Dedi Mulyadi (tengah) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA- Merefleksikan momen kemerdekaan, ketua DPD partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berharap tidak ada caci maki antarpartai politik.

Saat ini, kata dia, sesama anak bangsa dibuat saling curiga. Bahkan ada yang saling menjatuhkan kelembagaannya.

Hal itu dikatakan Dedi Muliyadi setelah mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia, di Lapang Cihideung, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, Jumat (17/8/2018).

Dedi Mulyadi (tengah)
Dedi Mulyadi (tengah) (istimewa)

"Saya sebagai pimpinan parpol mengajak untuk tidak saling serang, tak saling menghujat dan menjatuhkan kelembagaan partai," kata Dedi.

Jika pertikaian antarlembaga politik ini terus terjadi, dampak yang dirasakan akan meluas.

Link Live Streaming SCTV Timnas U-23 Indonesia vs Laos - Tonton Lewat Ponsel

Tali Bendera Lepas, Prajurit TNI Nekat Panjat Tiang Saat Pengibaran, Semua Orang Masih Hormat

Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik yang seharusnya menjadi wakil masyarakat pun akan memudar, seiring berjalannya waktu.

"Kalau antarpartai saling menyerang, saling buka aib, maka mohon maaf, sampai hari ini setelah reformasi, kepercayaan masyarakat pada kita menurun, termasuk ke instansi pemerintahan," ujarnya.

Menurutnya, pada momen kebebasan ini masyarakat pun harus bebas dari polemik apapun yang terjadi di negara ini.

Dedi Mulyadi (batik merah) saat menghadiri upacara kemerdekaan Indonesia di Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, Jumat (17/8/2018).
Dedi Mulyadi (batik merah) saat menghadiri upacara kemerdekaan Indonesia di Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, Jumat (17/8/2018). (Tribun Jabar/Haryanto)

Sebab, imbuhnya, pesan kemerdekaan itu ialah pembebasan warga dari rasa takut, mulai dari rasa takut akan tidak makan hingga rasa takut akan berpendapat.

Pascareformasi, kata mantan Bupati Purwakarta itu, negara memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengambil keputusan sendiri, baik untuk memilih politik maupun kepercayaan.

"Mari kita perbaiki ini pada momen kemerdekaan. Berpolitiklah dengan beradab, buat indah, kalah dan menang jadikan hal biasa. Agar berdemokrasi bisa menjadi bagian penting untuk meraih kemerdekaan dan merubah negara," ucap dia.

Dedi Mulyadi (tengah)
Dedi Mulyadi (tengah) (istimewa)

Dedi Mulyadi selalu menganjurkan kepada setiap kadernya untuk bisa saling menghormati.

"Andai orang lain ada kesalahan, jangan oleh partai diserangnya tapi biarkan oleh instansi terkait yang lebih memahami polemiknya. Agar independen dan tidak subjektif," kata Dedi Mulyadi. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved