Kekeringan
Alami Kekeringan dari Mei, Warga Cibatu Manfaatkan Air Sungai Cimanuk dan Air Isi Ulang
Ahur (43), warga Kampung Babakan Panjang, mengatakan bahwa untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), warga terpaksa memanfaatkan aliran air sungai Cima
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Theofilus Richard
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Warga Kampung Babakan Panjang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, mengaku mengalami kekurangan air bersih sejak Mei 2018.
Kekeringan yang melanda tersebut, dirasakan oleh warga Kampung Babakan Panjang sejak Mei 2018, sehingga masyarakat perlu mencari sumber mata air baru.
Ahur (43), warga Kampung Babakan Panjang, mengatakan bahwa untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), warga terpaksa memanfaatkan aliran air sungai Cimanuk.
• PAN Sedang Pertimbangkan Ikut Poros Mana
"Setiap pagi dan sore, banyak warga yang mandi dan mencuci di Sungai Cimanuk," kata Ahur, kepada Tribun Jabar di Kampung Babakan Panjang, Selasa (7/8/2018).
Untuk bisa sampai di Sungai Cimanuk, warga pun harus bersusah payah berjalan kaki dengan kondisi menanjak dan jalan berbatu.
"Butuh waktu 30 menit untuk sampai di Sungai Cimanuk," katanya.
Ia pun mengatakan, sumur yang ia miliki mengalami penyurutan hingga 10 meter dan air sudah berada hampir di permukaan tanah.
• Hari Kedua Pasca-Gempa Lombok, Jumlah Korban Tewas Capai 105 Orang
• Tanggapan Fahri Hamzah Ketika Cuitannya Disebut Mirip Pidato Jokowi
"Kalau disedot, air juga kuning dan berbau. Sehingga tidak layak dikonsumsi," katanya.
Selain Ahur, warga lainnya, Ade Lesmana (50), mengatakan, dirinya terpaksa memanfaatkan air minum isi ulang untuk dikonsumsi, sekaligus kebutuhan MCK.
"Sangat terpaksa, karena air kan penting, setiap harinya harus mengisi lima sampai enam galon," katanya.