Program Pesantren Lapas 2 Garut, Peserta Bisa Mendapat Remisi
Di pesantren tersebut, para pengajarnya berasal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut dan Kementrian Agama (Kemenag) Garut.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2B Garut, menyebutkan, adanya program pesantren ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk pengurangan masa hukuman atau remisi.
Kepala Lapas 2B Garut, Ramdani Boy, mengatakan, pesantren tersebut dinamai Pesantren Terpadu Taubatul Mudznibiin dan diikuti oleh 280 dari 590 warga binaan.
"Pesantren ini bisa menjadi pembinaan berkesinambungan," kata Boy di Lapas Kelas 2B Garut, Jalan KH Hasan Arief, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Minggu (22/7/2018).
Facebook dan Instagram Berencana Blokir User Usia di Bawah 13 Tahun https://t.co/aPrQDKxc7Y via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) 20 Juli 2018
Boy mengatakan, di pesantren tersebut, para pengajarnya berasal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut dan Kementrian Agama (Kemenag) Garut.
"Para pengajar ini akan memberikan ilmu yang membuat mereka berhenti untuk berbuat radikal dan bila berhasil sudah sepatutnya mendapatkan remisi," katanya.
Kepala Pondok Pesantren Terpadu Taubatul Mudznibiin, Aceng Alawi, mengatakan, para warga binaan ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
• Guru Besar London University Ini Pandai Mainkan Wayang dan Akan Adakan Roadshow
"Sempat takut ada penolakan, namun nyatanya tidak. Mereka begitu antusias mengikuti program pesantren," kata Alawi.
Alawi mengatakan, pembinaan yang dilakukan oleh para pengajar ini sama halnya dengan pesantren pada umumnya.
"Ada rasa tanggung jawab dari kami untuk menyampaikan ilmu kepada mereka," katanya.
Para pengajar pun berharap, selepas keluar dari Lapas Kelas 2B Garut, para warga binaan ini dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat di lingkungan masing-masing.
"Setidaknya, upaya ini membuat mereka tercegah untuk melakukan berbuat kejahatan," katanya.
• Harga Telur Masih Mahal, Pedagang Gorengan di Tempat Ini Pilih Gunakan Telur Asal Malaysia