PPDB
Camat Cinambo: Warga Saya yang Paling Susah Akses Sekolah Negeri Jika Sistem PPDB Pakai Zonasi
Warga Kecamatan Cinambo menjadi warga yang paling susah di Kota Bandung dalam menjangkau sekolah negeri saat sistem zonasi diberlakukan . . .
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga Kecamatan Cinambo menjadi warga yang paling susah di Kota Bandung dalam menjangkau sekolah negeri saat sistem zonasi diberlakukan di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.
Camat Cinambo, Dadang Iradi pun mengakui hal tersebut saat ditemui Tribun Jabar di kantornya, Jalan Cinambo, Kota Bandung, Kamis (12/7/2018).
"Ketika mau mulai PPDB, saya sudah menyampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Kalau diberlakukan sistem zonasi, pasti warga Cinambo warga yang paling susah untuk mendapat akses ke sekolah negeri," ujarnya.
• Lagi-lagi BTS Keruntuhan, Makin Moncer Berkat Album Baru, Artis Pertama Dapat Sertifikat Million
• Rizki Akhirnya Dimakamkan, Dia Berpesan Agar Keluarga Lakukan ini pada King Kobra yang Menggigitnya
Bukan tanpa alasan Dadang mengatakan hal itu.
Dari luas keseluruhan kecamatan sekitar 500 hektar, di Cinambo tak terdapat SMP-SMA negeri dan hanya terdapat dua SD negeri saja.
Berdasarkan laman referensi.data.kemdikbud.go.id, di Kecamatan Cinambo hanya ada enam sekolah.
Potret Nikita Mirzani yang Mantap Berhijab, 'Niki Berhijab Karena Allah' https://t.co/aUjZNN3KH9 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 12, 2018
Enam sekolah itu adalah SDN 052 Cisaranten Wetan, SDN 172 Andir Kidul, SMKS Bina Profesi, SMKS Buana Karya, SMP PGRI 9, dan SMP Thariiqul Jannah.
"Jadi memang Cinambo ini sarana sekolah sangat terbatas. Ini yang akan menjadi sedikit kendalala bagi warga atau calon siswa ketika warganya berkeinginan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP-SMA," katanya.
"Saya belum tahu secara jelas potensi yang masuk SMP ataupun SMA. Yang punya peluang adalah yang sebelah utara, yang dekat SMP 8, di Ujungberung, yang selatan kejauhan ke mana-mana, yang tengah jauh ke mana-mana. SMA hanya dekat ke SMK 24, itu pun jaraknya sangat jauh."
Dadang mengatakan, berdasarkan perkiraannya ada sekitar 100 calon siswa SMP di wilayahnya.
Dia pun tak memungkiri, ada beberapa orang tua calon siswa yang menyampaikan keluhannya.
"Perkiraan saya ada sekitar 100 calon siswa ke SMP, kurang lebih warga saya. Dari pihak RW pernah datang ke sini komplain. Saya hanya bisa memberikan arahan, lebih baik ke sekolah swasta. Susah masuk ke negeri, ya beginin kondisinya," kata Dadang.
"Saya hanya berusaha menyampaikan saja. Sekolah tidak usah di negeri saja. Swasta juga ada, PGRI, Bina Profesi ada, MTS juga ada, hanya mungkin belum begitu populer. Saya hanya bisa mengatakan swasta yang dekat masih ada." (*)