Warga Pancasura Garut Keluhkan Program BPNT, Jatahnya Rp 110 Ribu tapi Hanya Dapat Rp 80 Ribu
Saefuloh melanjutkan, dalam program BPNT tersebut, warga menerima 10 kilogram beras kualitas rendah dan 10 butir telur ayam negeri.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Warga Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, mengeluhkan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang digulirkan oleh pemerintah karena kenyataannya tidak sesuai.
Hal tersebut dirasakan oleh warga, karena menganggap program itu hanya menguntungkan para pemasok yakni pengusaha, melainkan bukan warga yang berhak menerima.
Kepala Desa Pancasura, Saefuloh A Rido, mengatakan, program untuk menggantikan program raskin ini, justru membuat masyarakat semakin menjerit dan tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
• Jokowi Sudah Pilih Nama Cawapres Pendampingnya untuk Pilpres 2019, Segera Diumumkan
"Keluhan mengenai BPNT kami dapatkan setiap hari dari masyarakat Desa Pancasura," kata Saefuloh kepada Tribun Jabar saat dihubungi, Minggu (8/7/2018).
Berdasarkan informasi, tiap kepala keluarga (KK) penerima manfaat program BPNT, mendapatkan jatah sebanyak Rp 110 ribu, namun kenyataannya, barang tersebut tidak lebih dari Rp 80 ribu.
Coba Susu Kayu Manis, Mudah Buatnya dan Banyak Manfaatnya https://t.co/27Oj1wzDPu via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 8, 2018
Saefuloh melanjutkan, dalam program BPNT tersebut, warga menerima 10 kilogram beras kualitas rendah dan 10 butir telur ayam negeri.
"Kami bersyukur telah mendapat bantuan, tapi itu mengapa tidak sesuai, dihitung tidak sampai 110 ribu," katanya.
Dari informasi yang diterima, di Desa Pancasura, ada 2.200 KK dan 700 KK di antaranya adalah KK miskin atau penerima manfaat BPNT.
Pembunuhan Berantai Paling Keji, Dukun Suradji Bunuh 42 Wanita Karena Bermimpi Sang Ayah https://t.co/HZK95uziIW via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 8, 2018
"Banyak warga di desa ini serba kekurangan, adanya bantuan tersebut dirasa belum sejahterakan masyarakat, lebih baik program raskin sebelumnya," katanya.