Cerita Kakek Tarman, Dedikasikan Hidupnya untuk Menjaga 'Nyawa' di Palang Perlintasan Kereta

Warga sekitar juga sudah akrab dengan keseharian Tarman yang menjaga palang kereta itu.

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Yudha Maulana
tribunjabar/siti masithoh
Tarman berjaga di perlintasan kereta antara Desa Gembongan, Kecamatan Babakan dan Desa Dompyong Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Meski minim kecelakaan akibat tidak adanya palang kereta di perlintasan kereta antara Desa Gembongan, Kecamatan Babakan dan Desa Dompyong Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, tak membuat Tarman (72) lelah.

Ia berjaga dari mulai pukul 06.00 WIB - 18.00 WIB untuk mengingatkan para pengendara yang melintas agar berhati-hati.

Pasalnya, di sana tidak ada palang kereta otomatis saat kereta melintas.

Selama dua bulan terakhir, pria yang biasanya bertani itu memutuskan menjaga palang kereta untuk mengisi kehidupan sehari-hatinya.

Baca: Dicecar Nagita Soal Hubungannya dengan Nino RAN, Marion Jola Keceplosan dan Salah Tingkah, Ngaku . .

Menyebrangkan dan mengangkat sejumlah barang para pengendara menjadi aktivitas tambahannya.

Ada yang terkadang memberinya uang dan makanan, bahkan ada pula yang hanya berterima kasih.

"Kasihan, kalau siang kan orang-orang kadang tidak sadar ada kereta lewat. Apalagi anak-anak sekolah," kata Tarman saat ditemui sedang menjaga palang kereta di Desa Gembongan, Minggu (20/5/2018).

Menurutnya, jika malam hari, orang akan lebih sadar karena lampu kereta menyala terang.

Namun, jika di siang hari, banyak pengendara yang tidak sadar karena lampu kereta tidak terlihat begitu jelas.

Baca: Menantu Hatta Rajasa Meninggal Dunia karena Kanker Kulit, Ini 6 Penyebab Penyakit Mematikan Itu

Beberapa tahun silam, Tarman mengklaim, bahwa di sana pernah ada kecelakaan.

"Dulu ada tapi sekarang tidak pernah lagi ada lagi. Meskipun tidak pernah ada kecelakaan, saya senang dapat membantu warga menjaga keselamatannya," katanya kepada Tribun Jabar.

Pengahsilan yang paling banyak diraih Tarman adalah Rp 50 ribu.

Uang itu biasa ia gunakan untuk kehidupan sehari-hari bersama istrinya, Surminah (65).

Jika bukan bulan ramadan, terkadang, ada yang memberi makanan kepada Tarman.

Baca: Link Live Streaming MotoGP Prancis 2018, Posisi Buruk The Doctor Valentino Rossi di Le Mans

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved