Rusuh di Rutan Mako Brimob
Terkuak, Ini Alasan Napiter Mako Brimob Bunuh 5 Polisi di Mako Brimob, Cari Informasi?
Hingga kini banyak masyarakat masih meragukan pemicu kerusuhan adalah soal pembagian makanan.
TRIBUNJABAR.ID - Drama mengerikan selama 40 jam jahanam di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang berlangsung sejak Selasa (8/10/2018) malam hingga Kamis (10/5/2018) dinihari telah berakhir.
Para narapidana telah menyerahkan diri tanpa adanya negosiasi dan kini dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah.
Sejak Selasa malam, 8 Mei 2018, sekitar pukul 21.00, kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Para anggota Brimob yang tewas mendapatkan kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta.
Mereka adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli Idensos, Iptu Luar Biasa Anumerta Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, dan Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho.
Hingga kini banyak masyarakat masih meragukan pemicu kerusuhan adalah soal pembagian makanan.
Baca: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Menguat ke Level Rp 14.053 per Dolar AS
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya terungkap alasan sebenarnya para napi teroris membunuh 5 polisi secara sadis.
Hal itu terungkap dari Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera hampir 30 jam oleh napi teroris berhasil selamat.
Nasib Bripka Iwan paling beruntung dibanding kelima temannya yang dibunuh secara sadis oleh napi teroris.

Bripka Iwan Sarjana pun memberikan kesaksiannya ketika ia disandera oleh napi teroris dalam tahanan Mako Brimob Kelapa Dua.
Hal itu ia ungkapkan dalam acara Indonesia Lawyers Club yang tayang di TV One pada 15 Mei 2018 yang diunggah dalam akun youtube oleh chanel Indonesia Lawyers Club tvOne.
Bripka Iwan menceritakan pengalaman pahit yang ia alami selama menjadi anggota kepolisian.
Baca: Dapati Pacarnya Berselingkuh, Tukang Ojek Ini Lakukan Hal yang Membuatnya Diciduk Polisi
Dengan tubuh yang masih dibalut perban, Bripka Iwan menceritakan saat itu ia disandera oleh napi teroris.
Namun, saat penyanderaan dilakukan mata Bripka Iwan ditutup oleh napi teroris sehingga tidak bisa melihat apapun.
Menurutnya, suasana di tempatnya disandera saat itu begitu sangat mencekam.