Angkot Unjuk Rasa, Penumpang Terbengkalai, 'Saya Harus Jalan Kaki Setengah Jam ke Puskesmas'
Seluruh sopir angkutan kota (Angkot) yang beroperasi di Kabupaten Sumedang berkumpul di Alun-Alun Kabupaten Sumedang, Kamis (5/4/2018).
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Seluruh sopir angkutan kota (Angkot) yang beroperasi di Kabupaten Sumedang berkumpul di Alun-Alun Kabupaten Sumedang, Kamis (5/4/2018).
Para sopir dari 33 trayek angkutan di Kabupaten Sumedang tersebut berunjuk rasa menyuarakan penolakan terhadap beroperasinya angkutan berbasis aplikasi online.
Karena unjuk rasa itu, selama lebih dari setengah hari, Kabupaten Sumedang sama sekali tak memiliki angkot yang beroperasi.
Semua angkot diparkir di Jalan Prabu Geusan Ulun, di sekitar Alun-Alun Kabupaten Sumedang, hingga jalan tersebut terpaksa ditutup untuk sementara.

Bukan hanya itu, warga pun mengaku kesulitan akibat tidak adanya angkutan yang beroperasi selama lebih dari setengah hari itu.
"Ya susah, mau pergi bekerja tidak ada angkot, tidak bisa kemana-mana," ujat Rini Nurohmah (23), warga Sumedang.
Rini mengaku sempat mendapat angkot, sayangnya dirinya dan beberapa penumpang lainnya diturunkan paksa di Bundaran Binokasih, Sumedang.
Padahal, Rini mengatakan, lokasi tujuannya, yaitu tempatnya bekerja, masih jauh dari lokasi dirinya diturunkan paksa.
"Ya terpaksa menunggu teman menjemput," ujar Rini.

Selain Rini, Ina (34), yang berniat ke puskesmas untuk memberikan bayinya imunisasi terpaksa berjalan kaki selama setengah jam karena tidak ada angkot.
"Padahal saya sudah menunggu hingga satu jam, tadinya tidak tahu kalau angkot sedang demo," ujar Ina.
Rini dan Ina berharap angkot dapat segera kembali beroperasi dan dapat melayani masyarakat kembali.