Lewat Memulung Sampah, Pasutri Ini Bisa Naik Haji dan Bangun Dua Rumah, Kisahnya Inspiratif
Tak hanya bisa naik haji, Sarija (67) dan Jerah (65) memanfaatkan uang hasil memulung sampah selama puluhan tahun untuk hal lain.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Tak hanya bisa naik haji, Sarija (67) dan Jerah (65) memanfaatkan uang hasil memulung sampah selama puluhan tahun untuk hal lain.
Di antaranya membangun dua rumah untuk anaknya dan membeli tujuh ekor kambing.
Warga asal Blok Gunung Santri, Desa Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon tersebut akan menunaikan haji tahun ini.
Sebelum mendaftar haji tahun 2012, keduanya sempat membangun dua rumah untuk anaknya.

Dan dua tahun yang lalu mampu membeli tujuh ekor kambing yang kini dipelihara.
Baca: Dicurhati Ibu-ibu, Aries Menangis Karena Masih Banyak Warga Sulit Hidup di Kota Bandung
Berkat kerja kerasnya itu, orang tua dari enam orang anak itu menuai hasilnya.
Keduanya juga tengah menjalani persiapan untuk berangkat haji.
Semangat juang hidupnya tak hanya sampai di situ saja, kedua pasutri itu kini beralih profesi menjadi petani setelah TPA tempat memulung sampahnya ditutup.
Bersama adik Jerah, Nilik (55), mereka bercocok tanam di atas TPA Gunung Santri yang kini berubah menjadi hijau.
Baca: Tak Ada Calon Wali Kota atau Calon Wakil Wali Kota di Lokasi Banjir di Bandung, Warga Pun Tak Peduli
Setiap hari mereka berangkat ke TPA dari pukul 06.00 WIB-16.00 WIB.
Berjalan kaki, mereka menempuh jarak sekitar setengah jam menuju TPA itu.
Beragam tanaman seperti singkong, pepaya, pisang, ubi, kacang tanah, kacang panjang, tumbuh subur di sana.
"Ini hanya tanaman jagung dan kacang panjang saja yang kami pupuk. Yang lainnya subur tanpa harus dipupuk," ujar Sarija saat ditemui di TPA Gunung Santri, Kepuh, Palimanan, Cirebon, Rabu (21/3/2018).