Kasus Marbut di Pameungpeuk

Ketua MUI Pameungpeuk : Tidak Mungkin Mang Uyu Bikin Rekayasa yang Berisiko Besar

Menurutnya, jika terbelit permasalahan ekonomi, Uyu Ruhyana bisa meminta secara baik-baik kepada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Diduga jadi korban pengeroyokan, Uyu Ruhyana (56), seorang marbut Masjid Agung Pameungpeuk, Desa Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, sempat dimintai keterangan di Mapolsek Pameungpeuk, Rabu (28/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, GARUT- ‎Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Hasan Basyari,‎ masih tidak percaya, Uyu Ruhyana (56), membuat laporan palsu yang meresahkan masyakarat.

Uyu Ruhyana adalah marbut atau marbot yang juga sebagai muazin Masjid Agung Istiqomah, di Desa Pameungpeuk, yang diberitakan mengalami penganiayaan oleh lima orang tak dikenal.

Namun, belakangan, berdasarkan hasil pemeriksaan, Polda Jabar menilai kabar itu adalah laporan palsu.

Saat gelar perkara di Mapolda Jabar, Uyu Ruhyana mengaku membuat laporan itu demi memperjuangkan pekerjaan anaknya.

Dari menjadi marbut di Masjid Agung Pameungpeuk, Uyu Ruhyana mengaku mendapat uang sebesar Rp 125 ribu per bulan.

Hasan Basyari meyakini Uyu Ruhyana tidak mungkin melakukan perbuatan itu untuk mencari perhatian masyarakat luas‎, karena permasalahan ekonomi.

"Tidak mungkin Mang Uyu melakukan rekayasa yang berisiko besar tersebut," kata Hasan saat dihubungi, Kamis (1/3/2018).

Baca: Dua Barongsai Sambut Peserta Cap Go Meh di Wihara Dewi Welas Asih Cirebon, Besok Arak-arakan

Menurutnya, jika terbelit permasalahan ekonomi, Uyu Ruhyana bisa meminta secara baik-baik kepada  Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Pameungpeuk.

"‎Padahal datang saja untuk meminta upah yang lebih tinggi," katanya.

Sebelumnya, kepada Hasan Basyari, Uyu Ruhyana mengaku dikeroyok oleh lima orang yang tidak dikenal sehingga mengakibatkan luka memar di kepala, tangan, dan kaki.

Hasan pun mengatakan, pada saat dilakukan penyerangan, satu di antara lima penyerang tersebut mengatakan kamu sudah berbohong terkait keberadaan kiyai (Hasan Basyari).

"‎Faktor ekonomi tidak mungkin menjadi alasan dan antara pengakuan mang Uyu kepada kami dengan polisi berbeda," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved