Sudah Dibangun Tol Air, Mengapa Pagarsih Tetap Banjir, Ini Jawaban Ridwan Kamil

"Tol air kamari mah eweuh dampakna jang masyarakat leutik, anggeur banjir. Ieu mah malah nu paling gede ti banjir-banjir saacanna

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
Twitter, @BDG_CommandCtr
Kondisi Jalan Pagarsih, Kamis (22/2/2018) pukul 18.25 WIB. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir di kawasan Jalan Pagarsih, Kota Bandung, seolah tak ada akhirnya. Meski Pemkot Bandung telah membangun tol air di daerah ini, banjir tetap terjadi.

Terbaru, banjir menerjang wilayah itu pada Kamis (22/2/2018) malam. Bahkan hingga Jumat (23/2/2018) siang, banjir masih tergenang.

Sejumlah warga menyebut banjir kali ini termasuk paling parah.

"Ini kemarin air dari kali, meluber tinggi. Biasanya enggak," ujar Ahmad, warga RT 01/07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.

Baca: Setelah Bu Dendy, Beredar 2 Video Viral Istri Sah Labrak Terduga Pelakor, Aksinya Serem Banget!

Jalan Pagarsih termasuk dalam Kelurahan Cibadak. Banjir ini mengakibatkan sebuah musala RT 02/07 roboh.

Musala yang rusak di RT 02 RW07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Bandung, Jumat (23/2/2018)
Musala yang rusak di RT 02 RW07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Bandung, Jumat (23/2/2018) (Tribun Jabar/ Theofilus Richard)

"Musala roboh sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Asep Jujun, warga RT 02/07 di kawasan Pagarsih, Jumat (23/2/2018).

Asep menilai banjir kali ini paling parah sampai setinggi leher orang dewasa. Meski begitu, Asep dan keluarga tetap bertahan, tidak mengungsi.

 "Kami sudah biasa, tidak asing lagi. Kami naik ke atas (lantai dua rumah).  Itu cara kami menyelamatkan diri," katanya.

Ia berharap ada solusi penanganan banjir untuk warga RT 01 dan RT 02.

 


 Warga dan Pejabat Beda Pendapat

Keberadaan tol air yang dibangun Pemkot Bandung sebagai solusi banjir di Jalan Pagarsih, dianggap oleh warga setempat tidak memiliki pengaruh sama sekali. Hal itu karena banjir masih terjadi di wilayah tersebut.

Warga RW 07 Kelurahan Cibadak, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Yana (50) mengatakan tol air tidak menjadi solusi dan menduga banjir besar pada Kamis (22/2/2018) malam, justru akibat tol air tersebut. Luapan air setinggi satu hingga satu setengah meter melampaui benteng di bantaran sungai dan masuk ke rumah warga di sekitarnya.

"Tol air kamari mah eweuh dampakna jang masyarakat leutik, anggeur banjir. Ieu mah malah nu paling gede ti banjir-banjir saacanna (Tol air tidak ada dampaknya untuk masyarakat kecil, tetap saja banjir, justru ini malah paling besar yang pernah ada dari sebelum-sebelumnya)," ujar Yana, saat di temui di sela membersihkan perabotan rumahnya yang terendam air, Jumat (23/2/2018).

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved