Soal Motif Penganiyaan Ulama, Aher Serahkan pada Kepolisian
Menanggapi adanya dugaan motif bermuatan politis dalam kasus penganiyaan ulama, Ahmad Heryawan alias Aher, enggan berspekulasi.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Menanggapi adanya dugaan motif bermuatan politis dalam kasus penganiyaan ulama, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan alias Aher, enggan berspekulasi.
Ia menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada kepolisian.
“Kami tidak bisa menentukan itu motifnya apa, kami serahkan pada polisi. Polisi yang menentukan, apakah itu ada indikasi kejahatan biasa atau motif tertentu,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Sate, Minggu (11/2/2018).
Aher juga mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI untuk mencegah kejadian serupa terjadi.
Nantinya, kepolisian dan TNI akan ikut menjaga beberapa pondok pesantren.
Baca: Gelar OTT, Seorang Bupati di NTT Ditangkap KPK
Aher mengatakan pengamanan dilakukan bukan sebagai wujud ketakutan, tetapi sebagai langkah antisipasi sebelum perisitiwa yang dikhawatirkan terjadi.
Ia tidak menginginkan ada seorang yang berniat buruk memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan pribadi.
“Di saat yang sama Kepolisian TNI siap menggerakan pasukan menjaga keamanan di lapangan. Di lapangan ada Babinsa, Babinkamtibnas. Di tingkat kabupaten ada polres, kodim, dan perangkat kemanan termasuk Pol PP,” ujarnya.
Berkaitan dengan konsolidasi mengenai kondusivitas keamanan, Pemprov juga menggelar silaturahmi dengan tokoh agama dan tokoh pesantren di Gedung Sate hari ini.
Dalam silaturahmi tersebut hadir berbagai tokoh agama dari berbagai ormas, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo, dan Wakapolda Jabar, Brigjen Pol Supratman.
“Ini konsolidasi untuk menjaga rasa aman untuk terus kita pertahankan. Diikuti berbagai stakeholder, dari pemerintahan, kami, ada dari Polda Jabar dan Pangdam III/Siliwangi. Kemudian hadir pula Ketua MUI Jabar, Ketua MUI Kabupaten seluruh Jawa Barat, ditambah ormas tingkat provinsi, semisal NU, Muhammadiyah, PUI, Persis, dan lain-lain,” ujarnya.
Baca: Mendapatkan Peran Baru, Puja Abdillah Belum Percaya Diri
Sebelumnya diberitakan terjadi dua kasus penganiyaan ulama.
Kejadian pertama menimpa Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, yaitu K.H. Umar Basri. Kejadian kedua menimpa Komandan Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto, yang akhirnya berujung pada tewasnya Ustaz Prawoto.
Kepolisian saat ini masih mendalami kasus tersebut.