Warga Tasik Diciduk Densus 88 di Nunukan, Orangtua Hanya Bisa Berdoa dan Berencana Menjenguk

IT (58) warga Jalan Mitra batik Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya hanya mampu berusaha tegar setelah menerima sepucuk surat . . .

Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/ISEP HERI
IT (58) ayah terduga pelaku aksi teror berinisial Reza (21) seusai ditemui Tribun Jabar di rumahnya Jalan di Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya Senin (8/1/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA - IT (58) warga Jalan Mitra batik Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya hanya mampu berusaha tegar setelah menerima sepucuk surat yang dialamatkan ke rumahnya, Senin (8/1/2018).

Surat yang diterimanya lewat pos itu berisi mengenai pemberitahuan penangkapan dan penahanan pada anak keduanya yang berinisial Reza Nurzamil (21).

Anak laki-lakinya yang tiga bulan lalu berpamitan berjualan parfum di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada hari Jumat (5/1/2018) di tangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 di Nunukan Kalimantan Utara.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Kamis (4/1), Reza Nurjamil (21), terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Mabes Polri di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (31/12/2017). Reza Nurjamil ditangkap karena diduga merupakan anggota kelompok Ansharut Daulah asal Tasikmalaya.

Baca: Di Purwakarta Beredar Kuitansi Politik Rp 500 Juta, Disebut Mahar Partai Pun Langsung Membantah

Saat ditemui di rumhanya, Senin (8/1), IT yang mengaku sangat kaget saat menerima surat pertama pada Sabtu (7/1/2018). Surat itu berisi tentang penangkapan anaknya. Rasa kagetnya semakin menjadi ketika Senin (8/1) menerima surat kedua yang berisi tentang penahanan anaknya.

Surat penangkapan Reza yang ditunjukkan IT (58).
Surat penangkapan Reza yang ditunjukkan IT (58). (Isep)

"Anak saya itu nggak macem-macem selama di sini, tapi saya tidak tahu kegiatan dia selama di luar sana," ujar IT yang  biasa berjualan kaus kaki dan dalaman di Pasar Cihideung.

Menurut IT (58) selain tidak neko-neko dalam bergaul, anak kedua dari 5 bersaudara ini sering mengikuti pengajian.

"Kalau di kampung sini paling ke mesjid ngaji, jarang keluar kadang naik gunubg sama temen-temennya, sehari-hari sebelum tiga bulan lalu ke Kalimantan, suka ikut saya dan ibunya berjualan," kata pria yang saat itu mengenakan bawahan kain sarung.


Ketika masih di Tasik, lanjut IT, anaknya itu suka ikut berjualan di pasar bersamanya.

Namun kemudian, Reza meminta izin untuk pergi merantau untuk berjualan bersama 10 temannya.

"Awalnya anak saya mengaku diajak 10 orang temannya, tapi saya tidak tahu siapa teman-temannya itu, karena bilangnya mau belajar usaha ya saya izinkan," tutur IT.

Selama tiga bulan ini biasanya Reza menghubungi keluarganya dua kali dalam sebulan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved