Pria di Bawah Kaki Gunung Tangkuban Perahu Ini Ubah Daun Cengkeh Jadi Minyak

Ahmad Syafei (40) asal Desa Cicadas Kecamatan Sagala Herang Kabupaten Subang, sejak lima tahun terakhir rutin mengumpulkan . . .

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA
Aktivitas pembakaran daun cengkeh untuk menghasilkan minyak atsiri di Desa Cicadas Kecamatan Sagala Herang Kabupaten Subang, Minggu (5/11/2017).‎ 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, SUBANG - Daun cengkeh yang jatuh dari dahan dan bertebaran saat musim kemarau tidak hanya jadi sampah organik.

Ahmad Syafei (40) asal Desa Cicadas Kecamatan Sagala Herang Kabupaten Subang, sejak lima tahun terakhir rutin mengumpulkan daun cengkeh yang jatuh bertebaran di sekitar pohon di desa itu.

Desa Cicadas termasuk sentra perkebunan ‎cengkeh bersama sejumlah desa lainnya di Kecamatan Sagala Herang, Serang Panjang Kabupaten Subang hingga Kecamatan Kiarapedes, Bojong dan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.

Ahmad dibantu tiga hingga empat rekannya mengumpulkan puluhan kilo gram daun cengkeh setiap minggunya.

Baca: Rindu Film Anak? Naura & Genk Juara Akan Jadi Tontonan Menarik untuk Buah Hati

Daun itu untuk kembali diolah jadi minyak atsiri atau minyak aromatik.

Setelah dikumpulkan‎, daun cengkeh dimasukan ke wajan pembakaran berukuran diameter enam meter, api dari tungku di bawah wajan.

"Daun disimpan di wajan dengan diameter ‎enam meter. Di bawah wajan ada tungku perapian, wajan dipanaskan selama 8 hingga 10 jam," ujar Ahmad di rumahnya, Minggu (5/11/2017).


Wajan memiliki saluran pipa kecil untuk mengalirkan air yang tercampur minyak hasil pembakaran daun cengkeh. Pipa itu dipasang ke samping bawah tungku. Selama pembakaran daun cengkeh di wajan, proses itu membuat cairan keluar dari daun.

"Cairannya berupa minyak, keluar bersamaan dengan pembakaran daun. Airnya langsung masuk ke pipa kecil kemudian kami tampung dalam ember," ujarnya.

Saat proses pembakaran, minyak masih bercampur dengan air. ‎Sehingga, masih ada proses lanjutan setelah pembakaran daun cengkeh tersebut.


"Nanti ada proses peny‎ulingan, air yang bercampur dengan minyak dipisahkan. Setelah itu minyak baru dikemas untuk dijual," ujar Ahmad.

Minyak yang keluar dinamakan minyak atsiri, dikenal sebagai bahan baku wangi-wangian dan masih tergolong minyak nabati‎ serta memiliki harga cukup tinggi di pasaran.

"Untuk satu kilogram minyak atsiri harga di pasaran bisa Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu. Untuk menghasilkan 1 kg minyak atsiri, butuh empat kwintal daun cengkeh," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved