Keracunan MBG di Sumedang

Kasus Keracunan MBG di Sumedang, DPRD Minta Selidiki Dugaan Kelalaian SPPG

Ketua DPRD Sumedang Sidik Jafar mengatakan kepolisian perlu segera turun ke lapangan untuk menyelidiki kasus tersebut. 

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
Istimewa/ Kabag Humas Pemkab Sumedang, Wudan Lukmanul Hakim
KERACUNAN - Puluhan pelajar di Kecamatan Ujungjya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat keracunan seusai menyantap makanan bergizi gratis (MBG), Kamis (25/9/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - DPRD Sumedang mendorong pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus keracuanan di Ujungjaya, Kabupaten Sumedang

Barangkali, ada unsur kelalalaian pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdampak keracunan itu. 

Ketua DPRD Sumedang Sidik Jafar mengatakan kepolisian perlu segera turun ke lapangan untuk menyelidiki kasus tersebut. 

Puluhan siswa di Kabupaten Sumedang keracunan makanan.

Diduga, keracunan ini akibat menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Tercatat, sebanyak 59 siswa di tiga sekolah setingkat SMA di Sumedang keracunan.

Baca juga: UPDATE: Korban Keracunan MBG di Sumedang Berjejer di Selasar Puskesmas, SPPG Ujungjaya Disetop

Kasus keracunan ini terjadi di tiga sekolah, yaitu SMK Win Ujungjaya, SMK Rimba Bahari Situraja, dan SMA 1 Tomo pada Kamis (25/9/2025).  

"Kalau ada unsur kelalaian, kami mohon kepada instansi terkait di bidang ini, segera mungkin turun ke lapangan, bisa terdeteksi akibat dari apa ini," kata Sidik Jafar kepada Tribun Jabar, di Pusat Pemerintahan Sumedang, Jumat (26/9/2025). 

Dia mengatakan, keseriusan pihak penegak hukum sangat dinantikan untuk membuka tabir keracunan ini. 

DIWAWANCARA - Ketua DPRD Sumedang, Sidik Jafar, saat diwawancarai TribunJabar.id, di Pusat Pemerintahan Sumedang, Jumat (26/9/2025). 
DIWAWANCARA - Ketua DPRD Sumedang, Sidik Jafar, saat diwawancarai TribunJabar.id, di Pusat Pemerintahan Sumedang, Jumat (26/9/2025).  (Tribun Jabar/Kiki Andriana)

"Saya mohon, keseriusan dari pihak terkait untuk segera turun ke bawah, jangan ditutupi, sampaikan, ini introspeksi kepada kita dan kita ambil hikmahnya saja ke depan,"

"Kalau ada unsur kelalain, apa dampak kelalaian itu, Yang penting, segera identifikasi sumbernya apa seperti itu," katanya. 

Sebelumnya, Sidik Jafar menyampaikan rasa prhatin atas kejadian keracunan akibat MBG di Sumedang.

Dia menilai harus ada perombakan kuota dapur dalam menyiapkan masakan MBG dan mengusulkan pengurangan kuota porsi untuk dapur SPPG. 

"Saya merasa prihatin dengan kejadian adanya siswa dan siswi keracunan, kemarin di Ujungjaya dan Tomo,"

"Kami harapkan ke depan, sebagai masukan dari DPRD. Ini kan pengelolaan dapur 3.000 porsi. Satu melelahkan, bagaimana kalau lebih banyak lagi dibagi," 

"SPPG diperbanyak, satu dapur 1.000 porsi saja, agar tidak tergesa-gesa, sehingga masakan bisa betul-betul matang," katanya. 

Jafar mengatakan, bahwa keracunan bisa diduga dari proses penyiapan masakan tersebut.   

"Bisa jadi dari nasi yang masih panas, sudah ditutup. Bagaimana nasi yang sudah matang, asapnya hilang, yang akhirnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," 

"Saya kira ini sangat keteteran, sehingga tergesa-gesa dan nasinya masih panas. Bahan bakunya tidak representatif, itu praduga. Kembali, ke depannya supaya membagi dapur MBG dipecah jadi banyak," katanya.(*)

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved