Mengintip Prototipe Kendaraan Tanpa Awak Karya Lokal yang Unjuk Gigi di KSTI 2025
Inovasi kendaraan tanpa awak karya anak bangsa tampil memukau dalam Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia (KSTI) 2025.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Proyeksi kendaraan otonom semakin menggeliat seiring prediksi nilai pasar global yang akan mencapai USD 300–400 miliar pada 2035.
Perkembangan pesat ini tak hanya terjadi di tingkat global Indonesia pun mulai menunjukkan taringnya dalam kancah teknologi otonom.
Inovasi kendaraan tanpa awak karya anak bangsa tampil memukau dalam Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung.
Di ajang yang mempertemukan para peneliti, akademisi, dan pelaku industri teknologi ini, prototipe kendaraan otonom listrik bernama AVA (Autonomous Vehicle AVA) menjadi salah satu sorotan utama di area pameran teknologi.
AVA adalah kendaraan otonom berbasis listrik yang dirancang sebagai solusi mobilitas cerdas berbiaya rendah, kendaraan ini menargetkan aplikasi di sektor industri, logistik, hingga pariwisata.
Menurut Jusan Qithri Head of Electronics Engineering PT AVS Simulator, kendaraan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan kendaraan otonom yang ekonomis dan bisa langsung digunakan di lingkungan seperti bandara, kawasan industri, dan perkantoran.
“Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi kendaraan tanpa awak bisa dikembangkan di dalam negeri, dengan biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan teknologi berbasis LIDAR atau GPS mahal,” ujarnya, saat ditemui di Sabuga, Kota Bandung, Jumat (8/8/2025).
Berbeda dari kendaraan otonom konvensional, AVA mengandalkan teknologi kamera adaptif dan sistem drive-by-wire, dipadukan dengan komputer vision dan kecerdasan buatan (AI).
Kendaraan ini mampu menavigasi jalur menggunakan pola garis yang dibaca kamera, tanpa memerlukan LIDAR atau GPS.
“Kendaraan bisa mengenali jalur, berhenti di titik yang telah diprogram, dan berjalan mandiri dalam lingkungan yang terkendali. AI-nya memungkinkan sistem mengenali pola visual di lintasan secara real-time,” tambah Jusan.
Saat ini, AVA telah diuji dalam lingkungan tertutup dan mampu menempuh hingga 100 kilometer dalam sekali pengisian daya.
Kendaraan ini mampu mengangkut 4–6 penumpang atau hingga 300 kg, menjadikannya cocok untuk keperluan antar-jemput dalam area perkantoran besar, bandara, hingga kawasan wisata.
Jusan menuturkan, AVA merupakan hasil dari integrasi berbagai keahlian. PT TESA menangani pengembangan bodi dan sistem kelistrikan kendaraan. PT Alam Virtual Semesta (AVS Simulator) bertanggung jawab pada sistem kontrol dan aktuator (low-level), termasuk sistem pengereman, kemudi, dan penggerak.
Sementara itu, PT Sibernetika dan ITB menangani sistem kendali tingkat tinggi (high-level), termasuk pemrosesan visual dan pengambilan keputusan berbasis AI.
“Kuncinya ada pada integrasi teknologi. Kami yakin SDM lokal mampu. Kami tidak menciptakan dari nol, tapi merangkai dan mengembangkan sistem yang sudah ada menjadi solusi baru yang aplikatif,” tegas Jusan.
Pengunjung dapat mencoba langsung simulator AVA yang memperlihatkan bagaimana sistem kamera membaca garis jalur dan mengenali titik berhenti secara mandiri. (*)
Presiden Prabowo Buka KSTI 2025 di Sabuga ITB |
![]() |
---|
Mobil Overheat atau Mogok Akibat Banjir, Jangan Panik! Ini Solusinya |
![]() |
---|
KSTI 2025 Dorong Hilirisasi Riset untuk Energi dan Industri |
![]() |
---|
Permintaan Kendaraan di Jabar Menunjukkan Tren Positif, MUF Auto Fest 2025 Sapa Kota Bandung |
![]() |
---|
Tim Pembina Samsat Jabar Evaluasi SOP untuk Meningkatkan Kualitas Layanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.