Apa itu Film Gore yang Sering Ditonton Pelaku Peledakan di SMAN 72?

Beberapa dugaan tentang sosok pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta jadi sorotan. Satu di antaranya kebiasaan pelaku yang gemar menonton film gore.

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
KOMPAS.com/Omarali Dharmakrisna Soedirman, Istimewa
LEDAKAN DI SMAN 72: Foto gerbang SMAN 72 dan aktivitas siswa. - Siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta disebut sering menyendiri, menggambar hal-hal aneh hingga memiliki kegemaran menonton film gore. Berikut penjelasan tentang film gore. 

TRIBUNJABAR.ID - Kasus siswa menjadi pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta tengah menjadi sorotan publik.

Aksi nekatnya diduga meledakkan bom rakitan di sekolah hingga membuat siswa lainnya turut menjadi korban itu, bak tak lazim.

Siswa berinisial FN masih berusia 17 tahun itu diduga meledakkan bom rakitan, bertepatan dengan waktu salat Jumat di masjid sekolah, (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.

Ia ditemukan tergeletak di belakang sekolah bersama benda yang diduga sebagai bom rakitan.

Setelah diselidiki polisi, beberapa dugaan tentang sosok pelaku jadi sorotan.

Satu di antaranya kebiasaan pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta itu yang diduga gemar menonton film gore

Lalu, apa itu film gore yang sering ditonton pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta tersebut?

Baca juga: Update Jumlah Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Bertambah, Ditangani di 3 Rumah Sakit

Film gore adalah jenis film horor atau violence drama yang secara secara eksplisit menampilkan kekerasan tubuh secara sangat grafis.

Seperti darah mengalir, organ tubuh terlihat, mutilasi, luka terbuka, cedera fisik yang serius dan sebagainya.

Istilah "gore" sendiri merujuk pada darah yang tumpah atau luka yang mengerikan. 

Dalam artikel Indonesia, film gore adalah jenis film horor yang sengaja berkonsentrasi pada penggambaran darah dan kekerasan.

Ironinya, meski seperti genre film horor pada umumnya untuk hiburan, tujuan film gore bisa berbeda dan mengarah pada hiburan ekstrim.

Karakter Film Gore

  • Adegan‐adegan yang tidak disembunyikan atau hanya disiratkan: luka besar, darah banyak, organ dalam tubuh mungkin terlihat. 
  • Fokus visual kuat pada tubuh manusia sebagai objek yang ‘terluka’ atau ‘dimutilasi’, bukan hanya efek kekerasan yang cepat atau sederhana.
  • Tujuannya bisa berbeda: menakutkan, mengejutkan, memancing kejijikan (disgust), hingga hiburan ekstrim.

Baca juga: Momen Raffi Ahmad Menjenguk Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta di RS, Sampaikan Keprihatinan

Meski begitu, menonton film gore tidak secara langsung membuat seseorang melakukan kekerasan. 

Menurut para ahli ada faktor‐faktor lain seperti kondisi psikologis, lingkungan, motivasi, akses ke alat, ideologi, dukungan sosial, dan trauma juga bisa menentukan tindakan tertentu seorang remaja.

Gelagat Aneh Pelaku Peledakan di SMAN 72 Jakarta 

Pasca tragedi peledakan tersebut, sosok pelaku yang sering menyendiri dan tertutup jadi sorotan.

Menurut keterangan sejumlah saksi, ia jarang bergaul dengan teman-temannya.

Ia juga dinilai kerap menunjukkan perilaku berbeda dari siswa lain.

Seorang siswa berinisial Z yang mengenal pelaku mengatakan bahwa FN sering menyendiri dan membuat gambar-gambar darah dan tembakan.

“Katanya dia selalu menyendiri, sering buat gambar-gambar atau foto-foto kayak tentang darah dan tembak-tembakan gitu,” ujar Z, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Z juga mengaku mendengar kabar bahwa pelaku pernah mengalami perundungan di sekolah.

Meski begitu, tidak ada yang menyangka  perilaku menyendiri FN itu akan berujung aksi nekat peledakan.

Diduga Terpapar Konten di Media Sosial

Terkait FN yang diduga gemar menonton film gore tersebut, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menduga pelaku juga terpengaruh konten-konten di media sosial.

Oleh karena itu Dasco mengingatkan pihak sekolah agar lebih berhati-hati dalam mengawasi penggunaan gawai oleh siswa.

“Ya kita imbau kepada sekolah-sekolah untuk menerapkan asas kehati-hatian, terutama kepada para murid," kata Dasco, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

"Mungkin tadi karena pengaruh yang dilihat di media-media sosial,” sambungnya.

Meski begitu, Dasco menegaskan penyebab pasti ledakan belum bisa disimpulkan.

Menurutnya, hasil penyelidikan sepenuhnya diserahkan kepada kepolisian.

“Tapi untuk lebih lengkapnya hal-hal penyebabnya, pihak yang berwenang nanti yang akan menjelaskan,” ujarnya.

Polisi Mendalami Motif Pelaku


Secara terpisah Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menegaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait  kasus tersebut termasuk motif pelaku.

Menurutnya, penyidik kini fokus menelusuri peran pelaku dan motif di balik ledakan itu.

“Ini kan baru kejadian, sedang kami dalami. Nanti hasilnya akan kami sampaikan,” ujar Asep.

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Namun, puluhan siswa mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi di lingkungan sekolah.

(Tribunjabar.id/Hilda Rubiah) (TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved