Miris, Balita di Seluma Bengkulu Muntahkan Cacing dari Mulut, Ingatkan Kasus Raya Sukabumi

Nur Sabrina, balita tersebut, mengeluarkan cacing gelang atau Ascariasis dari mulut dan hidungnya.

Editor: Ravianto
ho/tribun bengkulu
MUNTAH CACING - Nur Sabrina, balita warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Seluma memuntahkan cacing saat dirawat di rumah sakit. Direktur RSUD Tais mengecek langsung kondisi pasien di ruang perawatan. 

Setelah itu, cacing mulai keluar dari mulut dan hidungnya.

Ia juga menjelaskan bahwa penyebab utama penyakit ini adalah pola hidup yang tidak sehat.

Pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki, lalu makan tanpa mencuci tangan, sehingga telur cacing masuk dan berkembang biak di dalam tubuh.

Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Seluma, Rudi Sawaludin, menyatakan akan segera memanggil penanggung jawab program dan Kepala Puskesmas Talo Kecil untuk menginvestigasi lebih lanjut.

Ia juga berjanji akan mengintensifkan program pemberian obat cacing pada anak, sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta perbaikan gizi anak.

"Ini menjadi bahan evaluasi. Seluruh Puskesmas diharapkan lebih intens turun menemui masyarakat, dengan titik berat pada sosialisasi PHBS dan kegiatan lain agar peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa depan," tegas Rudi Sawaludin.

Kasus Bayi Raya di Sukabumi

Kasus bayi cacingan di Sukabumi menjadi sorotan publik pada pertengahan 2025 setelah seorang balita perempuan bernama Raya, berusia 3 tahun, meninggal dunia akibat infeksi cacing yang parah.

Kasus ini viral setelah video kondisi Raya beredar di media sosial, memicu keprihatinan luas dan pertanyaan tentang akses kesehatan di daerah terpencil.

Raya, balita berusia 3 tahun, berasal dari keluarga kurang mampu di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Raya dibawa ke RSUD Syamsudin, SH, Kota Sukabumi, pada 13 Juli 2025, dalam kondisi tidak sadar.

Relawan dari kelompok Rumah Teduh yang menemukan dan membantunya mengurus perawatan.

 Selama dirawat, tim medis menemukan syok hipovolemik (kekurangan cairan berat) dan infeksi cacing masif.

Dokter mengeluarkan lebih dari 1 kilogram cacing hidup dari tubuhnya, bahkan ada yang keluar dari hidungnya.

Hasil CT scan juga menunjukkan cacing dan telurnya sudah menyebar hingga ke otak.

Kondisi Raya yang sudah kritis sejak awal membuat obat cacing tidak bekerja maksimal. Ia meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved