Kedekatan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua DEN Ungkap Sifat Asli Menkeu

Disorot menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa diisukan memiliki kedekatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan.

|
Editor: Hilda Rubiah
Youtube Kompas TV, Istimewa
PURBAYA DAN LUHUT - Menteri Keuangan  Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dan Luhut Binsar Pandjaitan (kiri). - Di tengah sorotan publik mengenai pengangkatan Purbaya sebagai Menkeu menggantikan Sri Mulyani, mencuat isu kedekatan Luhut dan Purbaya, Ketua Dewan Ekonomi Nasioanl mengungkap sifat asli mantan Ketua LPS itu.  

Luhut mengungkap sifat asli Purbaya selama bekerja sama dekat dengan mantan Ketua LPS itu.

Ia juga menyinggung kinerjanya pada Presiden Prabowo nanti saat dipercaya sebagai menteri keuangan.

Menurutnya, Purbaya adalah sosok pribadi yang baik dan berpengalaman.

Oleh karena itu, bagi Luhut, publik perlu memberi waktu bagi Purbaya untuk menunjukkan kemampuannya.

Ia juga meminta publik menaruh keyakinan penuh bahwa Purbaya mampu membantu Presiden dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan membuka lapangan kerja. 

"Saya yakin Pak Purbaya akan bisa berbuat banyak untuk membantu keinginan Bapak Presiden dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi maupun penciptaan lapangan kerja," ujar Luhut .

Keyakinan Luhut berakar pada pengalaman panjang Purbaya di bidang kebijakan ekonomi, investasi, dan perbankan, yang dinilai cukup untuk menjawab tantangan besar di masa kini.

Baca juga: Said Didu Beri Pesan Khusus untuk Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang Gantikan Sri Mulyani

Polemik Purbaya

Sejak namanya diumumkan Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, sosok Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi perbincangan. 

Alih-alih hanya dibicarakan soal kapasitasnya sebagai ekonom, pengangkatannya justru diiringi dengan sejumlah polemik.

Polemik pertama muncul dari pernyataannya mengenai tuntutan rakyat yang mengusung agenda 17+8. 

Saat berbicara di hadapan media, Purbaya menyinggung tuntutan itu muncul karena sebagian masyarakat merasa kehidupannya masih kekurangan.

Ia juga menyebut, tuntutan itu merupakan suara sebagian kecil dari rakyat.

"Saya belum mempelajari itu, tapi sederhananya begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita," katanya.

Menurut Purbaya, mereka bersuara karena merasa terganggu dan hidupnya masih kekurangan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved