Berita Viral

Kisah Unik Warga Desa Bringinan di Ponorogo Bayar Pajak Pakai Pisang, Berawal dari Program Kades

Kadesnya mengatakan, tidak mau serta-merta hanya menagih masyarakat untuk membayar pajak tanpa memberikan solusi untuk membantu meringankan bebannya.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Tangkap layar Kompas TV
BAYAR PAJAK - Kisah unik datang dari warga di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, yang membayar pajak menggunakan pisang. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah unik datang dari warga di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, yang membayar pajak menggunakan pisang.

Adapun, pajak yang dimaksud adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pajak negara yang dikenakan atas objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan.

Sementara, jenis pisang untuk membayar pajak ini pun khusus, yaitu pisang Cavendish yang populer di pasar global.

Dilansir dari tayangan KompasTV, Senin (8/9/2025), warga membawa hasil panen pisang Cavendish mereka ke kantor desa.

Kemudian, pisang itu ditimbang untuk selanjutnya dibantu jual oleh pihak desa ke pasar.

Lantas, seperti apa cerita selengkapnya?

Solusi Kepala Desa

Kepala Desa Bringinan, Barno menjelaskan bahwa program membayar pajak menggunakan pisang ini bertujuan untuk membantu masyarakat memenuhi kewajibannya.

Baca juga: Viral Damkar Depok Kuras Kolam 2 Meter Demi Cari iPhone 15 Pro Max yang Jatuh, Berhasil dalam 1 Jam

Program ini telah berjalan sejak 2023 dengan pembagian bibit pisang Cavendish sebanyak 4.000 batang kepada warga.

Barno bilang, ia tidak mau serta-merta hanya menagih masyarakat untuk membayar pajak tanpa memberikan solusi untuk membantu meringankan bebannya.

"Kita berpikir tidak hanya nagih saja, tapi kita juga memberikan solusi. Ada tuntutan, ada solusi, sehingga tidak ada yang dirugikan," kata Barno, dikutip dari Kompas.com, Senin (9/9/2025).

Adapun, alasannya memilih pisang Cavendish yakni berdsarkan hasil riset dan pertimbangan nilai ekonomis yang tinggi.

"Kita pilih pohon pisang jenis apa yang bisa tumbuh terus dalam satu tahun," ungkap Barno. 

"Dari satu bonggol bisa berbuah dua hingga tiga buah, cukup untuk membayar satu pekarangan," sambungnya.

Meski demikian, Barno mengakui bahwa awalnya program ini tidak berjalan mulus karena warga yang masih belum mengenal pisang Cavendish.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved