Berita Viral

Kisah Pilu Suwardi Penjual Kripik, Kayu Pikul Dagangan Dirampok OTK saat Demo di Solo, Dibantu Warga

Suwardi, penjual kripik asal Grobogan sehari-hari tinggal di emperan dan tak jarang menahan lapar. Saat itu, dagangannya belum laku seharian.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TribunSolo.com/Andreas Chris
TERKENA GAS AIR MATA - Suwardi (58) penjual kripik pikul jadi korban paparan gas air mata dan korban perampasan saat pecah kericuhan di Solo pada Jumat (29/8/2025). 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu menimpa seorang penjual kripik, Suwardi (58), yang kayu pikulnya dirampok saat demonstrasi terjadi di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (29/8/2025).

Suwardi adalah penjual kripik asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang sehari-hari tinggal di emperan dan tak jarang menahan lapar.

Jumat malam itu, Suwardi sempat terjebak di tengah kerumunan massa aksi demonstrasi di Jalan Slamet Riyadi, Solo.

Kemudian, polisi menembak gas air mata ke arah massa aksi di mana Suwardi berada.

Ia pun berjalan tertatih sambil mengusap matanya yang perih.

"Saya tidak bisa keluar dari kerumunan sampai kena paparan gas," kata Suwardi, dikutip dari TribunSolo, Rabu (3/9/2025).

Di tengah situasi yang kacau, Suwardi ditolong oleh warga agar bisa menjauh dari lokasi.

"Terus saya ditolong orang sampai bisa menjauh dari sana, tapi mata saya sudah perih," ujar Suwardi.

Suwardi (58) penjual kripik pikul
TERKENA GAS AIR MATA - Suwardi (58) penjual kripik pikul jadi korban paparan gas air mata dan korban perampasan saat pecah kericuhan di Solo pada Jumat (29/8/2025).

Baca juga: Cegah Siswa Ikut Aksi Demo, Bupati Bandung Minta Sekolah Waspada: Mereka Masih di Bawah Umur

Diadang 3 orang tak dikenal

Namun, nasib malang justru dialami Suwardi setelah berhasil menjauh dari pusat demonstrasi.

Saat sedang berjalan, Suwardi diadang oleh tiga orang tidak dikenal (OTK).

Tiga orang tersebut merampas kayu pikul milik Suwardi, alat utama untuk membawa dagangan dan mencari nafkah.

Suwardi, yang dagangannya belum laku satupun malam itu, berusaha mencegah mereka, tetapi kayu pikulnya tetap raib.

"Terus tiba-tiba saya didatangi 3 orang dan kayu pikulan saya diambil," ungkap Suwardi

"Saya bilang itu untuk saya jualan kripik, jualan saya belum laku satupun. Tapi tetap saja dibawa lari," imbuh dia.

Setelah kayu pikulnya diambil, Suwardi pun hanya bisa duduk di tepi jalan.

Sekelompok warga pun membantu Suwardi mencarikan kayu pengganti untuk membawa dua kardus kripik tersebut.

TERKENA GAS AIR MATA - Suwardi (58) penjual kripik pikul jadi korban paparan gas air mata dan korban perampasan saat pecah kericuhan di Solo pada Jumat (29/8/2025).
TERKENA GAS AIR MATA - Suwardi (58) penjual kripik pikul jadi korban paparan gas air mata dan korban perampasan saat pecah kericuhan di Solo pada Jumat (29/8/2025). (TribunSolo.com/Andreas Chris)

"Saya nggak bisa jualan, terus dicarikan kayu pengganti," kata Suwardi.

Suwardi, yang mengidap tremor, tak menyangka di tengah kericuhan bisa bertemu orang-orang baik.

Tremor adalah kondisi medis yang menyebabkan gerakan gemetar atau getaran tidak terkendali dan berulang pada satu atau beberapa bagian tubuh. 

Ditolong warga

Adapun, salah satu warga yang menolong Suwardi adalah Agus Widanarko, warga Sukoharjo.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ibu-ibu Gelar Demo di Kantor DPRD Jabar, Lemparkan Sampah, Ini Tuntutannya

Pria yang akrab disapa Danar itu membeli seluruh dagangan Suwardi dan memberikannya uang tambahan untuk membeli makan.

"Hari ini saya dan teman-teman sedang menyalurkan donasi dan bantuan alat pikul kepada Mbah Wardi yang kemarin saya tanpa sengaja waktu ada kericuhan demo," ungkap Danar.

Danar bercerita, ia pertama kali bertemu dengan Suwardi di kawasan Kampung Baru.

"Saat itu saya ketemu di kawasan Kampung Baru dan saya melihat Mbah Wardi jalan sambil gemetar dan mengusap mata," kata Danar.

Pilu dengan kondisi Suwardi, Danar pun memberikan bantuan kepadanya.

"Saya dekatin terus saya tanya ternyata jualan keripik dan belum laku," ungkap Danar.

"Akhirnya saya larisi dan saya beli sisa uang lebih agar beliau segera pulang karena situasi tidak kondusif," jelas Danar.

Danar juga mengunggah video kondisi Suwardi di media sosial yang kemudian viral, hingga banyak netizen tergerak berdonasi.

Dalam sehari, terkumpul uang Rp 2,2 juta dan bantuan sebuah kayu pikul baru dari pengrajin asal Serengan.

"Saya juga upload di sosial media agar jualan Mbah dilarisi dan ternyata netizen simpati dan menitipkan donasi dalam sehari terkumpul Rp 2,2 juta. Hari ini saya berikan ke mbah Wardi," bebernya.

(Tribunjabar.id/Rheina) (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)

Baca artikel Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved