Produksi Kerupuk Mi di Banjaran Bandung Merosot hingga 50 Persen Imbas Hujan

Produksi kerupuk mi di Kampung Bayongbong, Desa Sindangpanon, Banjaran, Kabupaten Bandung, terefek hujan yang setiap hari turun.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Putri Puspita
KERUPUK MI - Proses pembuatan kerupuk mi kuning atau mi anclom di Kampung Bayongbong, Desa Sindangpanon, Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (18/11/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Produksi kerupuk mi di Kampung Bayongbong, Desa Sindangpanon, Banjaran, Kabupaten Bandung, terefek hujan yang setiap hari turun. Jumlah produksi melorot dibandingkan dengan kapasitas normal.

“Kalau cuaca lagi panas terik bisa membuat sampai satu kuintal, kalau musim hujan seperti ini paling 50 kilogram,” ujar Enjang, pemilik rumah produksi kerupuk mi, Selasa (18/11/2025).

Kerupuk mi yang ia buat sepenuhnya mengandalkan proses tradisional, dari pencampuran adonan hingga pengeringan. Pengeringan bergantung pada sinar matahari.

Enjang mengatakan bahan utama kerupuk mi berwarna kuning atau yang dikenal dengan sebutan mi anclom ini dibuat dari tepung tapioka.

Baca juga: Aksi Pengadangan Ambulans Sedang Bawa Pasien Terjadi di Banjaran Bandung, Terungkap Alasan Pelaku

Adonan yang sudah jadi kemudian diproses menggunakan peralatan sederhana, dibuat dari bambu yang dibuat sendiri olehnya.

Setelah diaduk dan dibentuk, adonan dimasukkan ke alat cetak, lalu dipres secara manual. 

Setiap lembar adonan kemudian disusun rapi di atas wadah anyaman. Satu anyaman bisa memuat sembilan adonan.

Proses memasak kerupuk ini juga belum tersentuh teknologi modern. 

Baca juga: Cerita Warga Banjaran Wetan Bandung Tegar Jadi Langganan Banjir Tahunan, Berharap Tak Terulang

Adonan yang sudah dibentuk kemudian dikukus dan dimasak menggunakan kayu bakar.

“Masaknya masih pakai kayu bakar selama 15 menit. Alasan pakai kayu bakar supaya lebih hemat juga untuk biaya produksinya,” kata Enjang.

Enjang menyebutkan pengukusan ini dilakukan supaya adonan kerupuk merekah. Beberapa tumpukan keranjang pun tampak mengepul uapnya. 

Setelah itu, kerupuk harus segera dijemur di bawah terik matahari.

“Makanya kalau mendung terus, kami enggak bisa produksi banyak,” tutur Enjang.

Kerupuk mi buatannya dijual Rp 10 ribu per bungkus dengan isi 60. Kerupuk ini biasanya dijual di  Pasar Banjaran. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved