Organda Kota Bandung Tak Dianggap soal Beroperasinya Angkot Feeder Penghubung MJT, Tanpa Sosialisasi

Organisasi Angkutan Darat Kota Bandung mengaku tak mendapat pemberitahuan mengenai beroperasinya angkutan kota (angkot) feeder penghubung MJT.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
tribunjabar.id / Hilman Kamaludin/arsip
MANGKAL - Sejumlah angkot saat mangkal di Terminal Cicaheum, Rabu (25/6/2025). Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bandung mengaku tak mendapat pemberitahuan mengenai beroperasinya angkutan kota (angkot) feeder penghubung Metro Jabar Trans (MJT). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bandung mengaku tak mendapat pemberitahuan mengenai beroperasinya angkutan kota (angkot) feeder penghubung Metro Jabar Trans (MJT). Feeder ini melayani rute Simpang Lima-Kiaracondong-Soekarno Hatta.

Angkot feeder ini beroperasi mengikuti jadwal MJT, mulai pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sedangkan untuk pembayarannya menggunakan sistem e-money mengikuti MJT yang menggunakan sistem cashless.

"Ini tidak ada sosialisasi, jadi bukan minim sosialisasi lagi. Kalau memang iya sudah, sosialisasinya kemana karena saya enggak tahu," ujar Ketua Organda Kota Bandung, Neneng Zuranda, saat dihubungi, Rabu (1/10/2025).

Baca juga: Angkot Feeder Mulai Beroperasi di Bandung, Layani Rute Simpang Kiaracondong-Pasar Baru

Padahal, feeder MJT tersebut rutenya masuk ke dalam rute angkot konvensional di wilayah Kota Bandung.

Dia mengatakan, sebelum angkot feeder itu beroperasi, seharusnya Organda Kota Bandung juga dilibatkan meski itu merupakan program Pemprov Jabar. Sebab, hal tersebut bakal berkaitan dengan angkot konvensional.

"Harusnya melakukan sosialisasi juga ke Organda karena kita tetap membantu program pemerintah. Tapi minimal disosialisasikan kepada pemakainya atau seperti apa," kata Neneng.

Neneng mengatakan, beroperasinya angkot feeder ini tentu akan berpengaruh terhadap operasional angkot konvensional. Namun, dia belum bisa memastikan dampaknya terhadap pendapatan para sopir angkot karena harus dilakukan pengecekan ke lapangan.

Baca juga: Harapan Besar Kobanter Setelah Prototype Angkot Pintar Angklung Dipamerkan ke Wali Kota Bandung

"Kita belum lihat pengaruhnya, mungkin yang lain juga (sopir angkot) hanya menonton saja karena sampai saat ini tanpa ada pemberitahuan kepada kami," ucapnya.

Kendati demikian, Neneng mengakui, keberadaan angkot feeder tersebut memang penting karena hal itu sebagai kemajuan transportasi publik di Kota Bandung dan tentu untuk mempermudah aktivitas masyarakat.

"Kalau feeder itu memang perlu, cuma titik-titiknya kita harus tahu. Kita tidak tahu ada uji coba, padahal titiknya dari mana ke mana harus jelas. Saran saya kalau merintis harus berkualitas, jangan asal-asalan buang anggaran, kepanjangannya mau bagaimana," kata Neneng. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved