Banjir di Cirebon

Banjir di Waled Cirebon Sudah di Level Mengkhawatirkan, Desa Gunungsari Setahun Kebanjiran 38 Kali

Air yang datang cepat, naik tiba-tiba dan menggenangi permukiman sudah menjadi bagian dari keseharian warga.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
TERGENANG BANJIR - Banjir menerjang dia desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, yakni Desa Gunung Sari dan Desa Mekarsari. Desa Gunung Sari sudah 38 kali kebanjiran dalam setahun ini. 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Keluhan soal banjir di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon seolah tak pernah berhenti.

Air yang datang cepat, naik tiba-tiba dan menggenangi permukiman sudah menjadi bagian dari keseharian warga.

Namun peristiwa banjir yang kembali merendam Desa Gunungsari dan Mekarsari pada Rabu (19/11/2025) seperti menjadi puncak dari akumulasi masalah bertahun-tahun, yakni tembok penahan tanah (TPT) Sungai Ciberes yang dinilai tidak memadai, sedimentasi yang tak tertangani, serta penanganan struktural yang tak kunjung serius.

Mengkhawatirkan

Anggota DPRD Jawa Barat dari Dapil Jabar 12, Daddy Rohanady menyebut, kondisi banjir berulang di Waled sudah berada pada level mengkhawatirkan.

Ia menegaskan, perlunya percepatan pembangunan dan perbaikan TPT Ciberes sebagai langkah mendesak untuk mengurangi risiko banjir.

Baca juga: Murid SDN 1 Gunung Sari Cirebon Libur karena Sekolah Tergenang Banjir, MBG Tetap Jalan

“Saya sudah berkali-kali mengusulkan agar TPT Ciberes ini diperbaiki secara serius. Tapi sampai sekarang belum juga ditangani,” ujar Daddy saat dimintai tanggapannya, Jumat (21/11/2025).

Menurutnya, Desa Gunung Sari menjadi contoh ekstrem dari kegagalan penanganan banjir.

“Dalam satu tahun, desa itu pernah mengalami banjir sampai 38 kali."

"Itu menunjukkan ada persoalan struktural yang sangat serius,” ucapnya.

Daddy memerinci salah satu persoalan utama adalah TPT yang tidak dilengkapi tanggul sesuai kebutuhan lapangan.

Saat hujan deras, air dengan mudah melampaui struktur penahan tanah yang ada.

“TPT yang sekarang tidak memadai menahan tekanan air."

"Harus ada intervensi struktural yang tepat dan lengkap,” jelas dia.

Ia juga menyoroti persoalan sedimentasi Sungai Ciberes yang terus terjadi.

Material hasil normalisasi hanya ditumpuk di tepian sungai, sehingga mudah kembali masuk ke aliran ketika hujan mengguyur Waled.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved