Wisatawan Telantar di Pangandaran

Ratusan Wisatawan Cianjur Telantar di Pangandaran, PHRI Sayangkan Kelalaian Pihak Travel

PHRI Kabupaten Pangandaran menyayangkan kelalaian pihak travel yang menyebabkan para wisatawan terlantar.

Penulis: Padna | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Tribun Jabar/Padna
Suasana objek wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (26/12/2024) pagi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN – Peristiwa ratusan wisatawan asal Cianjur telantar di kawasan wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat, pada Minggu (26/10/2025) pagi mendapat perhatian tajam dari PHRI.

Peristiwa itu terjadi setelah pihak biro perjalanan (travel) yang memberangkatkan rombongan tersebut diduga tidak melakukan pemesanan kamar hotel seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Sedikitnya sekitar 150 wisatawan tidak dapat menginap karena ditolak oleh pihak penginapan. Manajemen hotel mengaku tidak pernah menerima transaksi atau konfirmasi pemesanan kamar dari pihak travel yang bersangkutan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana, menyayangkan kelalaian pihak travel yang menyebabkan para wisatawan terlantar.

"Tidak ada masalah dari pihak hotel. Kalau sudah ada DP, kami pasti terima dan setelah tamu pulang langsung diselesaikan pembayarannya. Jadi jelas ini kesalahan dari pihak travel," ujar Agus dihubungi Tribun Jabar melalui WhatsApp, Selasa (28/10/2025) siang.

Agus pun mengimbau wisatawan yang akan ke Pangandaran agar lebih berhati-hati dalam memilih biro perjalanan wisata. 

WISATAWAN TERLANTAR - Suasana saat ratusan wisatawan asal Cianjur terlantar di kawasan wisata Pantai Pangandaran pada Minggu (26/10/2025) pagi.
WISATAWAN TERLANTAR - Suasana saat ratusan wisatawan asal Cianjur terlantar di kawasan wisata Pantai Pangandaran pada Minggu (26/10/2025) pagi. (Dok. Warga)

Menurutnya, calon wisatawan perlu memastikan legalitas dan reputasi penyedia jasa travel sebelum melakukan transaksi."Pastikan travel-nya bonafide, memiliki izin resmi, dan track record yang jelas," katanya.

Sementara Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memastikan bahwa biro travel yang menelantarkan wisatawan asal Cianjur tersebut bukan merupakan anggota ASITA, baik di tingkat daerah maupun provinsi.

Ketua DPC ASITA Pangandaran, Adrian Saputro, menegaskan bahwa travel resmi anggota ASITA telah melalui proses verifikasi ketat dan dapat menjamin keamanan serta kenyamanan wisatawan.

"Kami pastikan jasa travel itu bukan anggota ASITA. Kami mengimbau wisatawan agar selalu memeriksa dan memvalidasi keanggotaan biro travel di website resmi ASITA," ucap Andrian.

Menurut Andrian, penggunaan biro perjalanan resmi sangat penting untuk menghindari penipuan, terutama dalam hal pembayaran.

"Masalah pembayaran ini sensitif sekali. Anggota resmi ASITA memiliki reputasi baik dan terverifikasi, sehingga bisa memberikan rasa aman bagi wisatawan," ujarnya.

Kasus yang menimpa rombongan wisatawan asal Cianjur berawal dari transaksi yang dilakukan langsung kepada individu, bukan melalui pihak hotel atau penginapan resmi.

"Transfer dilakukan ke rekening pribadi, bukan ke akun resmi pengelola hotel. Selain itu, tidak ada surat perjanjian, invoice, atau dokumen perjalanan yang sah," kata Andrian. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved