Evaluasi Pemilu 2024, Aspirasi KPU Jabar Siap Dibawa DPD RI untuk Revisi UU Pemilu
KPU Jabar menyoroti tanggung jawab besar lembaganya terhadap sekitar 1,4 juta petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Setelah hiruk-pikuk Pemilu 2024 berlalu, masa evaluasi justru menjadi fase paling penting dalam menjaga kualitas demokrasi Indonesia ke depan.
Dalam semangat memperkuat fondasi itu, Anggota Komite I DPD RI, Aanya Rina Casmayanti, melaksanakan kunjungan kerja strategis ke Kantor KPU Provinsi Jawa Barat di Jalan Garut, Kota Bandung, pada Rabu (15/10/2025).
Pertemuan tersebut menjadi ajang dialog langsung untuk menyerap aspirasi daerah, khususnya dalam merumuskan pembenahan sistem pemilu mendatang agar lebih adaptif dan berkeadilan.
Kunjungan itu dihadiri langsung oleh Ketua KPU Jawa Barat, Ahmad Nur Hidayat, bersama para komisioner serta staf sekretariat. Dalam forum tersebut, Aanya menyampaikan tekadnya untuk memperkuat kemitraan antara DPD RI dan KPU sebagai bagian dari agenda pembaruan politik nasional.
“Revisi UU Pemilu sudah masuk prioritas Prolegnas 2026. Kami butuh masukan dari KPU sebagai ujung tombak penyelenggara,” ujarnya membuka diskusi tersebut.
Dalam sesi pembahasan sumber daya manusia, Komisioner KPU Jabar bidang SDM, Abdullah Sapi’i, menyoroti tanggung jawab besar lembaganya terhadap sekitar 1,4 juta petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Mereka masih jadi tanggung jawab kami. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM mutlak dilakukan, karena mayoritas akan menjadi penyelenggara Pemilu 2029,” paparnya dengan nada tegas.
Abdullah menilai kolaborasi dengan DPD RI menjadi langkah positif untuk memperluas pendidikan politik di masyarakat.
“Kami siap jadi pemateri, mengingat Jabar adalah provinsi dengan pemilih tertinggi di Indonesia,” tegasnya, menegaskan komitmen KPU Jabar dalam mengedukasi publik demi menciptakan pemilih yang cerdas dan partisipatif.
Sistem Rekrutmen dan Tekanan Kerja: Tantangan yang Masih Mengakar
Dalam kesempatan berikutnya, Komisioner Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Politik KPU Jabar, Hedi Ardia, menyoroti permasalahan sistem rekrutmen pegawai yang dinilainya masih terlalu tersentralisasi.
“Mereka merasa tidak punya ikatan dengan KPU Jabar karena dipilih langsung pusat. Padahal yang lebih tahu kondisi daerah ya KPU daerah,” ujarnya mengkritisi sistem yang dianggap belum sepenuhnya berpihak pada efisiensi dan kebutuhan lokal.
Sementara itu, Kabag Teknis KPU Jabar, Sophia K Purba, turut menyoroti beban kerja berat yang dihadapi para penyelenggara.
“Kami sering bekerja sampai pagi. Tubuh manusia butuh istirahat. Tahapan pemilu sebaiknya di hari kerja, bukan Sabtu-Minggu atau libur nasional,” tuturnya, menggambarkan kondisi kerja yang kerap menuntut pengorbanan fisik dan waktu.
Data Pemilih dan Efisiensi Anggaran
| Potret Percakapan Hangat Ceu Popong dan Teh Aanya: Bahas Dinamika Wewenang Senator di Indonesia |
|
|---|
| Muhammadiyah Jabar dan DPD RI Rumuskan Kerja Sama Pemberdayaan Ekonomi dan Pendidikan |
|
|---|
| Ribuan Kasus Sengketa Tanah Menghantui Jabar, DPD RI Dorong PTPN Jadi Motor Rekonsiliasi Agraria |
|
|---|
| Anggaran Menyusut, Narkoba Menguat: Potret Pilu Perang BNNP Jabar Melawan Ketergantungan |
|
|---|
| Aset Luas, Kinerja Terhimpit: Potret Suram BUMD Jabar Jadi Perhatian DPD RI |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.