Rekam Jejak Asep Japar, Bupati Sukabumi Buat Dedi Mulyadi Geram, Sulit Dihubungi soal Jembatan Putus
Inilah sosok Bupati Sukabumi, Asep Japar yang menjadi sorotan setelah dikritik Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok dan rekam jejak Bupati Sukabumi, Asep Japar yang menjadi sorotan setelah dikritik Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Asep Japar dilantik sebagai Bupati Sukabumi periode 2025/2030 oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Meski baru beberapa bulan menjabat, ia sudah dikritik oleh Dedi Mulyadi.
Gubernur Jabar itu menyoroti sulitnya berkomunikasi dengan dirinya, terutama di tengah banyaknya persoalan infrastruktur di Sukabumi.
“Pokoknya Sukabumi ini paling banyak sekali problematikanya, tetapi bupati-nya sulit dihubungi,” kata Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (26/8/2025).
Salah satu masalah yang disorot ialah pembangunan jembatan di Desa Tanjung, Kecamatan Jampang Kulon.
Jembatan itu penting agar anak-anak sekolah tidak lagi harus menyeberangi sungai dengan risiko keselamatan.
Dedi Mulyadi bahkan menyebut kebutuhan dana sudah dihitung sekitar Rp 3 miliar.
Baca juga: Jembatan Gantung Putus, Dedi Mulyadi Ngeluh Bupati Sukabumi Susah Dihubungi, Kemana Asep Japar?
“Oh iya, itu sudah dihitung, itu sudah lama saya hitung. Jadi gini, itu sudah dihitung biayanya, itu biayanya adalah Rp 3 miliar untuk bangun jembatan. Saya pengen bangun hari Senin. Tetapi itu harus ada, kan kita ngeluarin dana nih, dana kan harus dana darurat,” ujarnya.
Hanya saja, Bupati Sukabumi Asep Japar tidak merespon rencana tersebut, bahkan saat dihubungi Dedi Mulyadi melalui WhatsApp, yang bersangkutan tidak aktif.
“Sekarang Bupatinya di WhatsApp checklist terus (tidak terkirim) gimana gitu loh? Jadi kita ingin cepat, karena yang lain sudah dibangun,” ucapnya.
Sosok Asep Japar

Dilansir dari berbagai sumber, Asep Japar adalah seorang politikus Partai Golkar yang menjabat sebagai Bupati Sukabumi.
Ia menjabat sejak 20 Februari 2025 setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto, dan akan bertugas hingga 2030 mendatang.
Dalam menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Sukabumi, Asep didampingi oleh wakilnya, Andreas.
Asep menempuh bangku sekolah dasar (SD) di Kabupaten Garut.
Ia mengenyam pendidikan di SDN 2 Cangkuang (1969-1975), SMPN Leles (1977-1980) dan SMAN Leles (1980-1983).
Tiga tahun setelah tamat SMA, ia melanjutkan pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Garut dan mendapatkan gelar Doktorandus pada tahun 1989.
Kemudian pada tahun 2002, ia meraih gelar Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajamen IMMI Jakarta.
Karier
Asep Japar mengawali karier pemerintahan pada tahun 1990-2005, saat ia bertugas di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Sukabumi.
Kemudian pada tahun 2005-2006, ia dipindahkan ke Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi.
Pada 2006-2009, ia menjabat sebagai Kepala Bagian Perlengkapan Kabupaten Sukabumi.
Asep menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 hingga 2019.
Kariernya di pemerintahan berlanjut ketika pada 2019, dia diangkat menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi, jabatan yang diembannya hingga pensiun pada 1 Desember 2023
Adapun di dunia politik, Asep mulai terlibat pada 2024 setelah bergabung dengan Partai Golkar.
Kemudian di tahun 2024 ia menjabat sebagai bendahara Badan Saksi Nasional di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Nasib Maman yang Berpenyakit Aneh di Sukabumi, Lolos dari Pantauan Pemerintah Selama Ini
Kasus Kesehatan Anak di Sukabumi
Sebelumnya nama Asep Japar terseret dalam kasus meninggalnya seorang bocah bernama Raya, yang sempat disebut akibat cacingan namun kemudian terungkap karena sepsis.
Saat itu, Asep Japar mendapatkan teguran keras dari Dedi Mulyadi.
Asep mengatakan, pemerintah daerah sudah hadir sejak awal dan membantah anggapan adanya kelalaian.
“Saya ingin meluruskan bahwa pemerintah daerah itu tidak diam, hadir pada saat dan sebelumnya juga hadir. Bahkan pada saat pelayan posyandu dia (Raya) suka dibawa ke posyandu, dia (dibawa) ke puskesmas. Jadi bukan seolah-olah bahwa pemerintah itu tidak hadir,” kata Asep Japar di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Rabu (20/8/2025) sore.
Kendati demikian, ia mengaku akan menjadikan teguran dari Gubernur Jabar sebagai bahan evaluasi.
Ia pun menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa tersebut.
“Permohonan maaf kepada warga Sukabumi atas kejadian ini atas nama pemerintah. Saya akan melakukan tindakan kepada aparat petugas kita,” ujarnya.
(Tribunjabar.id, Salma Dinda, Nazmi Abdurrahman, Dian Herdiansyah)
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
ViralLokal
Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
Bupati Sukabumi
Asep Japar
sosok
rekam jejak
pembangunan jembatan
Pengamat Respons SE Gubernur Dedi Mulyadi Soal Larangan Knalpot Tak Sesuai Spesifikasi |
![]() |
---|
Pedagang Bandung Respons Larangan Knalpot Brong: Kami Hanya Penuhi Permintaan Pasar |
![]() |
---|
Sosok Federico Barba, Eks Pemain Liga Italia-Spanyol Gabung Persib Bandung, Rekam Jejaknya Mentereng |
![]() |
---|
Rekam Jejak Ahmad Sahroni, Politisi Nasdem yang Ramai Dikecam setelah Sebut "Orang Tolol Sedunia" |
![]() |
---|
Polrestabes Bandung Dukung Langkah Gubernur Dedi Mulyadi Larang Penjualan Knalpot Brong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.